Bantaeng, 30/12 – 2013 – Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng kembali membuat
gebrakan. Setelah berhasil menyelesaikan APBD 2014 lebih awal, kini pelaksanaan
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2013/2018 juga dilakukan lebih awal.
‘’Seharusnya, Februari atau Maret
2014 atau enam bulan setelah pasangan Bupati dan Wakil Bupati dilantik oleh
Gubernur Sulsel, namun ternyata kita bisa melaksanakan lebih awal,’’ kata Wakil
Bupati Bantaeng H Muhammad Yasin ketika membuka kegiatan tersebut di Gedung
Pertiwi Bantaeng, Senin (3012).
Musrenbang RPJMD yang diikuti 130
peserta yang terdiri para pimpinan SKPD, Staf Ahli, para Asisten, Camat dan
Lurah tersebut menampilkan Deputy Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Dr
Tatang A Taufik.
Wakil Bupati H Muhammad Yasin
mengatakan, pelaksanaan Musrenbang RPJMD merupakan momen penting yang akan
dijabarkan dalam Renstra yang harus mengakomodir tugas pokok dan fungsi dengan
pendekatan teknologi pada masing-masing SKPD.
Bila APBD tidak sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan yang dilakukan, kelak akan menjadi masalah. Begitu
pentingnya RPJMD sehingga semua perangkat terkait harus mengawal.
‘’Kita bersyukur karena pada
kegiatan kali ini mendapat pendampingan dari BPPT dari bidang pengkajian
teknologi. Berkat kerjasama dengan BPPT tersebut, banyak kontribusi inovasi
sehingga kita bisa memanfaatkan anggaran yang terbatas dengan baik,’’ ujarnya.
Kemitraan dengan BPPT member nuansa
tersendiri. Banyak inspirasi yang dilakukan termasuk pengembangan ikan nila dan
pupuk lepas lambat (SRF) yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Selain itu, pengembangan juga
dilakukan pada sektor pertanian yang sudah dilengkapi laboratorium kultur
jaringan. Ada pengembangan talas dan berbagai kegiatan lain yang pada akhirnya
mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Kepala
Bappeda Kabupaten Bantaeng H Abd Wahab menguraikan isi APBD 2014 yang muatannya
dari RPJMD. Kegiatan tersebut dilengkapi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
mampu mengukur keberhasilan setiap tahun.
Abd Wahab juga mengemukakan jumlah penduduk
yang sudah hamper 200 ribuan dengan pendapatan perkapita Rp 14 juta. Dana
masyarakat yang tersimpan pada lembaga perbankan mengalami peningkatan.
Pada tahun 2008 berjumlah Rp 178
miliar, maka pada 2012 sudah mencapai Rp 505 miliar lebih. Indikator
peningkatan kualitas manusia (IPM) juga mengalami kemajuan dari urutan 17 pada
2008 menjadi urutan 5 dari 23 kabupaten/kota di Sulsel, urainya.(hms)
0 komentar: