Bantaeng, 19/3 – 2014 – Bila selama ini banyak aparat di Sulsel maupun di kawasan
timur Indonesia (KTI) yang berguru ke Pulau Jawa, kini aparatur di Pulau Jawa
yang belajar ke Kabupaten Bantaeng.
Sebanyak 24 orang aparat kecamatan,
kelurahan, Rabu (19/3) tiba di Bantaeng untuk melakukan study banding tentang
system pengembangan pelayanan publik yang telah diterapkan di daerah berjuluk
Butta Toa.
Rombongan tersebut dipimpin langsung
Camat Rancasari Kota Bandung Hj Ai Sutriansih Spd, Msi. Dia membawa serta 4
lurah bersama sejumlah staf.
Rombongan dari Kota Kembang Bandung
itu diterima Plt Sekda H Abd Latief Naikang, Asisten I Irvan Langgara, Kepala
PMD Meyriyani, Kadis Kehutanan Ir Asaduddin Rahman dan sejumlah SKPD lainnya.
Menurut Camat Rancasari,
kunjungannya ke Bantaeng dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja aparatur Kota
Bandung dengan mengetahui system pengembangan pelayanan publik yang telah
diterapkan di Bantaeng.
‘’Kami berharap, setelah pulang ke
Bandung, kita membawa ilmu yang bermanfaat dan dapat diterapkan di Kota
Bandung,’’ tuturnya.
Plt Sekda H Abd Latief Naikang
menyambut baik kunjungan jajaran Kecamatan Rancasari Kota Bandung ke Kabupaten
Bantaeng.
Menurut Abd Latief yang mantan Kadis
Perikanan dan Kelautan itu, daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota
Makassar, ibukota Provinsi Sulsel ini merupakan kabupaten terkecil di Sulsel.
Kabupaten Bantaeng memiliki 8
kecamatan dengan 67 desa/kelurahan. Dengan luas wilayah yang terbatas, dibagi
dalam 3 klaster masing-masing wilayah pesisir, dataran rendah dan dataran
tinggi.
Masing-masing wilayah memiliki
karakteristik dan potensi tersendiri. Di pesisir bahkan telah dibangun kawasan
wisata pantai, Pantai Marina. Dua kawasan pantai lainnya yakni pantai lamalaka
dijadikan kawasan kuliner dan kawasan Pantai Seruni menjadi alun-alun kota
Bantaeng.
Pada klaster pegunungan,
dikembangkan kawasan agrowisata yang tak hanya mengembangkan tanaman kentang,
wortel, dan jenis sayuran lainnya, tetapi juga dikembangkan tanaman bernilai
ekonomi seperti apel dan strawberry.
Sedang pada klaster dataran rendah
dikembangkan berbagai jenis tanaman yang pengembangannya dilakukan melalui
Laboratorium Kultur Jaringan untuk perbanyakan benih serta berbagai
pengembangan lainnya.(hms)
0 komentar: