Jakarta (10/3). Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) hari ini Senin
(10/3) menyelenggarakan Konfrensi Nasional IV yang dihadiri oleh seluruh
Mahasiswa Fisip dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh
Indonesia. Konfrensi tersebut dibuka oleh Dekan Fisip UI, yang diwakili oleh
Manajer Riset dan Pengembangan Masyarakat Fisip UI Dwi Ardanariswari Sundrijo,
S.Sos. MA. Dalam sambutannya Dwi menyampaikan harapan kepada segenap peserta
bahwa yang didiskusikan dalam konfrensi ini, tidak berakhir didalam ruangan
saja akan tetapi dapat diimplementasi diberbagai segmen kegiatan, dimana
mahasiswa dapat mengambil bagian dalam membangun Indonesia, termasuk dalam upaya
mendorong daya saing yang saat ini Indonesia berada pada peringkat ke 38. Lebih
lanjut dwi mengemukakan bahwa jika kita mencermati potensi sumber daya alam
yang dimiliki Indonesia sangat kontrakdiktif dengan kondisi yang ada di
republik ini termasuk kemiskinan. Pengangguran dan berbagai permasalahan bangsa
yang lain.
Selanjutnya, bertindak selaku key
note speaker dalam acara konfrensi tersebut adalah Ir. Arlinda, MA. Staf Ahli
Kebijakan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kementrian Perdagangan,
menyampaikan bahwa saat ini Indonesia belum keluar dari permasalahan yang
selama ini mewarnai rencana kerja pemerintah secara berjenjang, namun disis
lain pemberlakuan ASEAN Community 2015, pada prinsipnya menjadi tantangan baru
dalam upaya mendorong daya saing Indonesia, oleh karena itu sangat diharapkan
adanya aktor-aktor kreatif selaku penyelenggara negara baik dari pemerintah
pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota
Pada acara sesi diskusi dengan
Narasumber Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Dra.
Euis Saedah, MSc. dan Drs. Akmal Malik, M.Si. Dari Dirjen Otonomi Daerah Bidang
Hubungan antar daerah dan assosiasi kementrian Dalam Negeri RI. Sedangkan
pembicara pembanding dari Pemerintah Kabupaten adalah Bupati Bantaeng Prof. H.
M. Nurdin Abdullah, M.Agr.
Kedua narasumber mewakili pemerintah
pusat sangat berharap, agar para kepala daerah dapat secara maksimal
memanfaatkan segala potensi untuk mendukung daya saing Indonesia, oleh karena
itu apa yang dilakukan oleh Bupati Bantaeng merupakan praktik cerdas untuk
membangun Republik ini. Sebagai narasumber pembanding Nurdin dalam
presentasenya yang banyak disambut aplause dari segenap mahasiswa peserta
konfrensi menggambarkan apa yang telah dilakukan selama membangun Bantaeng,
sehingga saat ini Bantaeng bangkit dari ketertinggalannya yang pada tahun 2008
termasuk dalam 199 kabupaten tertinggal di Indonesia.
Sebagai penutup pada sesi Confrency
Plenary yang dipandu oleh moderator Muh. Azis Muslim, S.Sos. M.Si.i, kepada
para peserta di berikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan dan tanggapan.
Sebagian besar penanggap memberikan apresiasi, selain berharap agar muncul
Nurdin-Nurdin baru di Indonesia, disisi mereka berharap pula agar Prof. Nurdin
tidak berakhir mengabdikan diri sebagai Bupati Bantaeng saja, sangat diharap
berkiprah di level pemerintahan yang lebih tinggi.
Dilaporkan oleh Junaedi Bakri
Dari Auditorium Juwono Sudarsono
Fisip UI Depok
Dan Diberitakan oleh Bagian Humas
dan Protokol Pemkab. Bantaeng
0 komentar: