PLN Investasi Rp35 Miliar di Bantaeng

MoU.
Dari kiri, Dirut PT Cheng Feng Mining, Cheng Fu, Dirut PT PLN Nur
Pamudji, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, Dirut PT Cinta Jaya HM
Yunus Kadir, dan Dirut PT Titan Mineral Utama Warsito Hans Tanudjaya,
saat menandatangani MoU listrik 490 Megawatt, Sabtu 22 Juni lalu. Di
gambar lain, Nurdin saat berbincang dengan Dirut PT Cinta Jaya HM Yunus
Kadir dan Dirut PT PLN Nur Pamudji.
BANTAENG, — Enam perusahaan bijih nikel (smelter) dan bijih besi (mangan) memastikan rencana investasi di Bantaeng. Semua kriteria investasi sudah siap, khususnya suplai listrik PLN.
Dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Rujab Bupati Bantaeng, Sabtu 22 Juni, Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji, yang hadir, mengungkapkan, listrik sebesar 624 Megawatt yang dibutuhkan enam perusahaan tersebut, siap disuplai. “Bahkan, hari ini pun kita sudah bisa menyuplai hingga 490 Megawatt, untuk tiga perusahaan yaitu PT Bhakti Bumi Sulawesi, PT Earthstone Metals Indonesia, PT Macrolink Nickel Development,” jelas Nur Pamudji, dalam sambutannya.
Kebutuhan listrik tiga perusahaan tersebut, antara lain, PT Bhakti Bumi Sulawesi sebanyak 120 Megawat (MW), PT Earthstone Metals Indonesia, 70 MW, dan PT Macrolink Nickel Development 300 MW. PLN sudah melakukan MoU untuk tiga perusahaan ini beberapa minggu lalu, di Jakarta Tiga perusahaan lain yang ikut menandatangani suplai listrik bersama PLN, Sabtu lalu, yakni PT Titan Mineral Utama sebesar 60 MW, PT Cinta Jaya 35 MW, dan PT Cheng Feng Mining 39 MW.
“Dengan suplai listrik ini, kita akan membangun gardu induk di Bantaeng, dan transmisi dari pembangkit listrik Jeneponto. Kita investasikan sekitar Rp35 miliar untuk infrastrukturnya,” jelas Nur Pamudji, saat memberi sambutan.
Bantaeng berhasil meyakinkan PLN untuk berinvestasi dengan menyuplai hingga 624 Megawatt. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bantaeng, Abdul Gani, daya listrik dengan kapasitas itu membuat Bantaeng menjadi pengguna listrik terbesar setelah Makassar di Sulawesi Selatan. Menurut Pamudji, PLN awalnya ragu menyalurkan listrik di Kabupaten tersebut. “Pilihan kita selalu pada Jawa Timur, karena kapasitas listrik 700 Megawatt itu siap di sana.
Bukan di Sulsel, karena 30 persen listrik di sini masih menggunakan tenaga BBM (Bahan Bakar Minyak),” jelasnya. Bantaeng akhirnya dipilih, karena PLN percaya dengan kinerja birokrasi pemerintah di Kabupaten tersebut. Pemkab menjamin pembebasan lahan. “Selain itu, kita yakin listrk semakin memadai, karena di Jeneponto, Poso Sulawesi Tengah, Serngkang, dan Barru, sudah dibangun pembangkit listrik,” katanya.
Dalam penandatanganan tersebut, PLN dan para perusahaan investor berencana akan menyepakati PKS (Perjanjian Kerjasama) yang isinya lebih teknis tentang suplai tersebut, sebelum 2014. “Kita akan buat kontrak yang punya konsekuensi. Kalau ada yang terlambat, sesuai kontrak, harus bayar ganti rugi. Jika PLN, misalnya terlambat menyiapkan Gardu Induk dan menyuplai listrik, sementara industri dan SDM perusahaan ini sudah ada, kami yang bayar kerugiannya,” jelas Pamudji.
Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, bersama Direktur Utama PT Titan Mineral Utama, Warsito Hans Tanudjaya dan Direktur Utama PT Cinta Jaya HM Yunus Kadir, kepada wartawan, mengungkapkan, perusahaan tersebut bakal menyerap sekitar 15 hingga 20 ribu tenaga kerja. “Semuanya sudah harus beroperasi tahun 2014,” jelas Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah.
Warsito Hans Tanudjaya menamambahkan, PT Titan sendiri akan memanfaatkan tenaga 2 ribu orang yang akan dibagi 4 shift. “Kita tentu akan utamakan warga lokal sebagai SDM,” jelas dia. Sementara, menurut Yunus Kadir, industri tersebut juga memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Warsito maupun HM Yunus Kadir sama-sama menambahkan, teknologi pengolahan nikel industri tersebut adalah ramah lingkungan. Sehingga, Industri tersebut dipastikan mendukung misi Bantaeng yang meraih Piala Adipura.
Sebelumnya, Nurdin Abdullah menjelaskan, total investasi industri tersebut mencapai Rp20 triliun. Industri-industri nikel bersama sejumlah industri lainnya ditempatkan di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), di Kecamatan Pajukukang. (*)
0 komentar: