Wisata Bantaeng - Mengenal Lebih Jauh Sejarah dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng
MAKAM DATUK PAKKALIMBUNGAN
Setiap hari, makam I ni ramai dikunjungi orang pada hari minggu, para pengunjung yang dating sangat antusias bahkan jumlahnya mencapai ratusan orang. Mereka dating bersama keluarganya diwaktu pagi dan pulang pada siang atau sore hari. Datuk Pakkalimbungan mempunyai nama asli yaitu Syekh Muhammad Amir, pada masa hidupnya pada tahun 1912 beliau adalah seorang muballiq besar dan sangat dikagumi oleh masyarakat sekitar Bantaeng. Sebenarnya di Bantaeng pernah ada beberapa Muballiq besar diantaranya Syekh Nur Baharuddin di Masjid Taqwa Tompong pada tahun 1889 dan Syekh Tuan Abdul Gani di Bissampole pada tahun 1800.
Ironisnya tempat Makam Datuk Pakkalimbungang yang masyarakat sering menyebutnya Dg Toa ini masih dijadikan tempat untuk meminta sesuatu diakibatkan karena kurangnya pengetahuan agama yang dimilikinya hal inilah yang membuat sebagian masyarakat Bantaeng merasa cemas dengan perilaku ini yang agak menyimpang dengan agama islam.
Untuk mengetahui lebih dekat makam dari Datuk Pakkalimbungang ini anda dapat berkunjung kesana tanpa hari-hari tertentu…
KAWASAN BALLA TUJUA RI ONTO
Balla Tujua merupakan salah satu situs perkampungan yang menempati areal tanah milik masyarakat yang luasnya sekitar 5 hektar, disekelilingnya ditumbuhi pohon-pohon yang tinggi hingga mencapai 60 meter serta rotan dan beberapa pohon lainnya. Didalam kawasan ini terdapat 7 buah rumah tinggal diaman ada 6 buah rumah diantaranya berukuran besar dan menghadap ke Utara, sedangkan yang satunya berukuran kecil menghadap ke Selatan.
Selain itu, dikawasan ini terdapat bangunan tempat upacara untuk kegiatan pelantikan kepala kaum, pesta perkawinan, dan upacara kelahiran bayi, bangunan ini berupa rumah panggung dan pagar, yaitu Rumah Balla Lompoa, Balla To’do, dan Balla Ca’dia. Bangunan lainnya dikenal dengan nama Taka’ Bassia, yaitu bangunan bekas tempat penempaan besi, terletak di sebelah Selatan Balla Ca’dia.
Masyarakat yang tinggal disana merupakan satu dari tuju kelompok masyarakat yang ada di Bantaeng pada zaman dahulu. Setiap kelompok masyarakat dipimpin oleh kepla kaum yang disebeu Totoa, dia dianggap tua atau dituakan dalam kelompoknya, selain itu dia dianggap memiliki kecakapan tertentu dan sebagai symbol kehadiran leluhur mereka.
Cikal bakal kerajaan Bantaeng berasal dari Onto. Kepala kaum di Onto bergelar Rampang yang digantikan oleh Kareang Loe ri Onto, setelah wafat beliau pun digantikan oleh Punta Dolangang dengan gelar Dala Onto yang kemudian dilantik sebagai raja yang pertama di Bantaeng.
PANTAI SELATAN DAN TAMAN BERMAIN
Taman Bermain ini terletak di
Kelurahan Tappanjeng, Kecamatan Bantaeng, dalam kota Bantaeng,
perjalanan manuju tempat ini dapat ditempuh sekitar 5 menit perjalanan
melewati jalan poros. Disini ada dermaga, tempat berlabuhnya perahu
nelayan dan perahu yang mengangkut barang.Dalam taman berman ini banyak terdapat fasilitas yang dapat digunakan untuk bermain seperti kincir, perahu bebek, dan masih banyak lagi. Dengan hadirnya taman yang begitu cantik dan tertata dengan baik membuat pengunjung menjadi terpesona. Selai dari itu di taman tersebut terdapat dermaga yang dapat dijadikan sebagai tempat bersantai para pengujung di waktu pagi maupun setiap sore hari, pada hari-hari libur banyak pengunjung yang berdatangan baik di dalam maupun diluar Bantaeng didekatnya terdapat cafeteria yang menyediakan berbagai makanan dan minuman ringan sambil mendengarkan musik.
Disepanjang pantai kita bisa beristirahat sambil menunggu keindahan matahari yang terbenam di sore hari sehingga menambah keindahan pantai selatan. Olehnya itu mari berkunjung ke Taman Bermain untuk melihat berbagai keindahan laut sambil bermain dengan anak maupun keluarga yang lainnya…Selamat
MESJID TUA TAQWA TOMPONG
Mesjid
Taqwa Tompong adalah termasuk salah satu Masjid yang tertua atau mesjid
kuno di Kabupaten Bantaeng dengan menyimpan nilai sejarah yang cukup
banyak. Mesjid ini terletak di Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng
sekitar 100 meter dari kota Bantaeng, memiliki luas area tanah wakaf
seluas 857 meter persegi.Sekilas tentang Mesjid kuno ini yang mana memiliki atap yang berbentuk tumpang tiga, bangunan induknya terdiri dari penampil dan tubuh mesjid, dinding mesjid dibagian utara, selatan dan barat terbuat dari tembok yang mempunyai ventilasi udara dari roster porselin berwarna hijau, dnding mesjid di bagian Timur terdiri dari empat pilar dengan gaya arsitektur Eropa. Tubuh mesjid terdiri dari tembok dengan 5 buah pintu masuk dan 6 buah jendela, diatas tiap pintuk masuk terdapat hiasan Kaligrafi Al-Qur’an, didalam tubuh mesjid terdapat 4 buah soko gutu berukuran 80 x 80 cm sebagai penopang atap, pada puncak mesjid terdapat mustak yang terbuat dari keramik masa Dinasti Ming, sedangkan di dalam mesjid terdapat pula mimbar untuk berkhotbah yang terbuat dari kayu bayam dengan relief da kaligrafi.
Dihalaman Timut mesjid terdaoat 2 buah gapura pintu masuk berbentuk setengah lingkaran, disebeah kiri dan kanan gapura terdapat 2 buah kolam untuk tempat berwudhu dimana satu diantaranya ditutup dengan penutup yang berbentuk kubah. Konon Mesjid Tompong ini dibangun pada tahun 1887 atas prakarsa Raja Bantaeng araeng Panawang bersama Adaat 12. Pada waktu itu seorang dermawan yang bernama La Bandu yang berasal dari Kabupaten Wajo menetap di Bantaeng, beliaupun membangun Mesjid ini, untuk membangun Mesjid ini didtangkan seorang arsitek bernama La Pangewa dari Kabupaten Bone.
Dari masa kemasa Mesjid ini masih berdiri kokoh sampai sekarang degan jamaah yang ratusan. Jadi jika anda berkunjung ke Bantaeng Jangan lupa melihat atau singgah di Mesjid ini untuk dapat melihat nilai religius dari Masjid ini. Dijamin dapat memberikan kepuasan batin dalam mengenal kekuasan Allah SWT….Aminnnn.
GUA BATU EJAYYA
Obyek
wisata ini terletak di Kelurahan Bontojawa Kecamatan Bissappu, berjarak
sekitar 16 km dari kita Bantaeng dengan jarak tempuh perjalanan sekitar
30 menit . Gua ini berada pada daerah perbukitan sehingga memerlukan
tenaga ekstra untuk melihat keindahan obyek wisata ini, jarak dari jalan
raya sekitar 300 meter…wah cukup jauh juga yah..tapi anda bisa naik
kendaraan loh.
Obyek wisata ini tergolong unik dan langkah dari namanya saja Gua Batu Ejayya berarti Gua Batu Merah, Gua ini dikelilingi dengan bebatuan yang berwarna merah. Disini anda bisa melihat keindahan alam dari atas batu dan dapat melihat gua yang sangat gelap. Disekitar gua ini terdapat banyak pohon randu, dimana masyarakat setempat menggunakannya sebagai bahan baku untuk pembuatan kasur sebagai mata pencahariannya.
Gua ini terbentuk dari batu kapur yang terjadi pada zaman plestosin, dua semacam ini sering disebut abris sous rouce. Pada zaman Plestosin, es yang ada di kutub Utara dan Selatan mancair. Akibatnya, terjadi air pasang hingga beberapa meter daiatas permukaan laut, dan air laur menutui sebagaian besar daratan, karena adanya pukulan-pukulan ombak ke gunung batu kapur maka terbentuklah apa yang disebut gua.
Gua Batu Ejayya pernah ditelit pada tahun 1937 oleh Van Stein Callonfols, ilmuwan dari Belanda, ia melakukan penggalian arkeologi dan menemukan alat-alat batu jenis calsedon berupa serpihan yang digunakan sebagai pencerut dan ujung-ujung anak panah.
Konon, Gua Batu Ejayya ini memiliki latar belakang sejarah yang sangat unik pula, Batu Ejayya memiliki saudara bernama Batunu yang terletak di di desa Mattoanging anehnya satu di perbukitan satu di lautan. Dari turun temurun Batu Ejayya diyakini sebagai tempat keramat, sehingga masih banyak masyarakat dari dalam dan luar daerah yang datang ke tempat ini untuk berdoa dan membawa beberapa sesajen. Percaya tau ngga percaya tergantung keyakinan kita masing-masing.
Disini kita bisa melihat seluruh kota Bantaeng dari kejahuan dengan pemandangan yang sangat indah dan menarik. Kita bisa mengajak keluarga kita untuk berkunjung ke tempat ini dan melihat ketakjuban dari Gua Batu Ejayya….Ditunggu yah kedatangnnya…
Obyek wisata ini tergolong unik dan langkah dari namanya saja Gua Batu Ejayya berarti Gua Batu Merah, Gua ini dikelilingi dengan bebatuan yang berwarna merah. Disini anda bisa melihat keindahan alam dari atas batu dan dapat melihat gua yang sangat gelap. Disekitar gua ini terdapat banyak pohon randu, dimana masyarakat setempat menggunakannya sebagai bahan baku untuk pembuatan kasur sebagai mata pencahariannya.
Gua ini terbentuk dari batu kapur yang terjadi pada zaman plestosin, dua semacam ini sering disebut abris sous rouce. Pada zaman Plestosin, es yang ada di kutub Utara dan Selatan mancair. Akibatnya, terjadi air pasang hingga beberapa meter daiatas permukaan laut, dan air laur menutui sebagaian besar daratan, karena adanya pukulan-pukulan ombak ke gunung batu kapur maka terbentuklah apa yang disebut gua.
Gua Batu Ejayya pernah ditelit pada tahun 1937 oleh Van Stein Callonfols, ilmuwan dari Belanda, ia melakukan penggalian arkeologi dan menemukan alat-alat batu jenis calsedon berupa serpihan yang digunakan sebagai pencerut dan ujung-ujung anak panah.
Konon, Gua Batu Ejayya ini memiliki latar belakang sejarah yang sangat unik pula, Batu Ejayya memiliki saudara bernama Batunu yang terletak di di desa Mattoanging anehnya satu di perbukitan satu di lautan. Dari turun temurun Batu Ejayya diyakini sebagai tempat keramat, sehingga masih banyak masyarakat dari dalam dan luar daerah yang datang ke tempat ini untuk berdoa dan membawa beberapa sesajen. Percaya tau ngga percaya tergantung keyakinan kita masing-masing.
Disini kita bisa melihat seluruh kota Bantaeng dari kejahuan dengan pemandangan yang sangat indah dan menarik. Kita bisa mengajak keluarga kita untuk berkunjung ke tempat ini dan melihat ketakjuban dari Gua Batu Ejayya….Ditunggu yah kedatangnnya…
MAKAM RAJA-RAJA LA TENRI RUWA
Makam Raja-Raja Bantaeng ini lebih dikenal dengan Makam Raja-Raja La Tenri Ruwa, nama in diambi dari seorang tokoh sejarah yaitu La Tenri Ruwa yang makamnya ada dalm kompleks tersebut. LaTenri Ruwa adalam nama-nama Raua Bone ke – 11, ia pertama menerima ajakan dari Raja Gowa ke – 14 Mangerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin untuk memeluk agama islam, selanjutnya diangkat menjadi Raja di Bantaeng.
Dalam Kompleks pemakaman ini terdapat sekitar 159 buah makam, bangunan makam ini terbuat radi batu karang, selebihnya daru batu padas, batu bata, dan batu kapur yang memkai baan parekat semen. Sangat banyak yang bias kita nikmati di Kawasan ini dan kita bisa banyak belajar dari sebuah sejarah yang sangat kental dengan ke Karaengang. Bagi Pengunjung atau Pelancong yang berminat melihat makam purbakala ini, silahkan ke Bantaeng ….ditunggu yah.
AIR TERJUN BISSAPPU
Air
Terjun Bissappu terletak di Desa Bonotsalluang Kecamatan Bissapu jarak
tempuh dari Kota Bantaeng sekitar 5 km dengan lama perjalanan sekitar 15
menit, perjalanan menuju tempat Air terjun tersebut melewati beberapa
tanjakan dan berkelok-kelok tapi jalanannya udah bagus. Jika kita ingin
melihat keindahan panorama dari air terjun tersebut sebaiknya kita
kesana di waktu pagi hari atau sebelum siang hari, maka anda akan
merasakan udara sejuk ditambah dengan keindahan air terjun yang begitu
indah dipandang mata.
Kalau
ingin melihat air terjun dari dekat, maka kita terlebih daulu akan
melewati beberapa anak tangga yang bersusun dengan rapih sambil melihat
pancuran air terjun dari kejauhan jauh. Pokoknya keindahan panorama
alam Air Terjun Bissappu tidak diragukan lagi karna akan memberikan
nilai tersendiri di hati para pengunjung...Penasaran silahkan berkunjung
di tempat wisata ini ..ok selamat berjumpa yah ..



0 komentar: