Bantaeng, 19/9 – 2013 - Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI)
menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai model tata pemerintahan yang bisa
dijadikan contoh nasional.
‘’Selama ini kita sering mencari
model hingga ke luar negeri, padahal di negeri sendiri banyak mutiara yang
terpendam,’’ kata Kepala LAN-RI Prof Dr Agus Dwiyanto MPA pada ramah tamah di
kolam renang Be’lang Bantaeng, Kamis (19/9).
Ramah tamah dihadiri Kepala LAN
Makassar Prof Dr Makmur, Kepala Diklat LAN Makassar Dr Muh Idris, Sekda Selayar
Dr Zainuddin SH,MH, Sekda Bantaeng Sudarni, para pimpinan SKPD dan peserta
Diklatpim Tingkat IV Kabupaten Selayar.
Menurut Kepala LAN-RI, pihaknya
sudah lama berkeinginan berkunjung ke Bantaeng untuk belajar berbagai hal yang
sudah dilakukan di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar,
ibukota Provinsi Sulsel.
‘’Banyak pihak yang menganjurkan
saya melihat Bantaeng karena banyak hal yang inspiratif, namun baru kali ini
berkesempatan. Saya tidak membayangkan bisa bertemu seorang Bupati yang sangat
luar biasa,’’ ujarnya.
Agus Dwiyanto mengaku banyak
berdiskusi sejak bertemu dan ternyata banyak gagasan yang bisa dilakukan untuk
melakukan perbaikan, terutama kepada calon pemimpin ke depan.
Ini juga sesuai program LAN yang
akan lebih banyak mengajukan kasus. Ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah.
Caranya, melalui pembenahan prajabatan.
‘’Kita akan mengubah karakter PNS
yang merupakan pilar pelayanan. Karena itu, prajabatan akan dilakukan sebelum
PNS mulai berkantor agar tidak terkontaminasi karena pada tahap awal ini
diperkenalkan nilai-nilai yang benar dengan karakter yang tepat,’’ tuturnya.
Masih menurut Agus Dwiyanto, untuk
mempercepat profesionalisme aparatur, suka tidak suka aparat harus bisa
menunjukkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
‘’Ini yang dilakukan Nurdin
Abdullah. Ia memahami masalah dan solusinya,’’ tambah Agus seraya mengemukakan
mimpi LAN untuk memperbaiki aparat.
Ini mulai dilakukan melalui Diklatpim
yang sudah dilakukan perubahan di tingkatannya masing-masing. ‘’Kita mendorong
agar kemampuan aparatur bisa lebih baik. Selain perubahan kurikulum juga
dilakukan pembelajaran tentang pengalaman agar pemimpin ke depan memiliki
pengalaman dalam melakukan perbaikan.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
pada kesempatan itu menguraikan potensi strategis wilayahnya yang selama ini
hanya dijadikan perlintasan.
Kini, melalui pemanfaatan potensi
yang terdiri atas 3 klaster tersebut, Bantaeng tak lagi menjadi perlintasan,
tetapi menjadi daerah tujuan.
Sebelum ketahanan pangan menjadi
masalah, kita sudah canangkan Kabupaten Benih Berbasis Teknologi. Ke-3 potensi
dimaksimalkan, termasuk klaster dataran tinggi untuk memperkuat suplai sayuran
ke daerah lain.
Kawasan ini diperkaya tanaman
bernilai ekonomi tinggi seperti penanaman buah apel dan strawberry yang kini
menjadi ikon Kabupaten Bantaeng.
Juga ditanam buka sakura dan di
bagian pesisir dikembangkan rumput laut serta kawasan wisata pantai, sedang
pada dataran yang kurang produktif diisi sejumlah industri pengolahan, termasuk
smelter dan mangan.
Industri tersebut kini dalam tahap
pembebasan lahan dan diharapkan akan mendorong pertumbuhan dan menjadikan
Kabupaten Bantaeng sebagai ekonomi baru di bagian selatan Sulsel.(hms)
0 komentar: