Bantaeng, 18/10 – 2013 - Wakil Rakyat Kabupaten Luwu yang tergabung dalam
Panitia Khusus (Pansus) Badan pelayanan Perizinan Penanaman Modal mempelajari
reformasi perizinan Kabupaten Bantaeng.
‘’Bantaeng merupakan daerah yang
sangat maju di bidang pelayanan perizinan. Karena itu, kami ingn belajar
bagaimana cara memperpendek pelayanan perizinan tersebut,’’ kata Ketua Pansus
DPRD Luwu Abd Rahmat Sajri saat diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di
Ruang Rapat Bupati Bantaeng, Jum;at (18/10).
Rahmat yang politisi PKS dalam
kunjungan tersebut didampingi Wakil Ketua Pansus R Hidayat (Hanura), Ummu
Kalsum Kahhar Muzakkar (PBB), A Adama (PPP) dan Hj St Harisah (Republikan).
Sedang Bupati Bantaeng HM Nurdin
Abdullah didampingi Wakil Ketua DPRD Alim Bahri, Sekwan Amiruddin P, Asisten II
Muh Hero, Asisten III Maula Akil, Kepala Sintap dan sejumlah SKPD lainnya.
Menurut Ketua Pansus, Kabupaten
Bantaeng berhasil melakukan reformasi perizinan sehingga berhasil menggaet
sejumlah investor. Karena itu kami ingin belajar banyak.
Di DPRD Luwu juga sedang dibahas
Ranperda tentang Perizinan satu pintu. Bantaeng sudah memiliki lembaga
pelayanan satu pintu sehingga kami ingin memperoleh gambaran dari keberhasilan
Bantaeng, tambah Hidayat.
Ia juga mengatakan, Luwu telah
membuat RT/RW dan pembagian zona untuk kawasan industri sebab sejumlah investor
juga telah menyatakan minat untuk menanam modal, karena itu, kami ingin belajar
tentang perizinan dan infrastruktur penunjang lainnya, termasuk pengadaan
listrik.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
menyambut baik keinginan para wakil rakyat Luwu belajar di Bantaeng. Menurut
Bupati, kunjungan ini bukan belajar tapi lebih pada tukar menukar pengalaman
(sharing) agar bisa saling mengisi.
Ia mengakui, dulu Bantaeng bersama
daerah selatan lainnya identik dengan kemiskinan, namun beberapa tahun terakhir
sudah mulai terasa peningkatan ekonomi masyarakat.
Dari sisi luas wilayah, Bantaeng
merupakan daerah terkecil di Sulsel. Luas lahan pertanian hanya 7000 Ha, sedang
sepanjang pantai 21 Km ditanami rumput laut.
Di kawasan lainnya ditanami talas
dan kegiatan pertanian lainnya terutama pengembangan padi dan jagung. Namun
karena lahannya terbatas, sehingga Pemda berinisiatif menjadi penangkar benih.
Kini Bantaeng memasuki babakan baru
era industrialisasi yang ditandai dengan masuknya enam investor kakap dari
China dan Negara lainnya dengan nilai investasi Rp 30 triliun.
Salah satu daya tariknya adalah
system perizinan yang lebih mudah. Bahkan untuk izin prinsip, satu jam sudah
selesai, sedang izin lainnya ditarget sehari selesai.
Selain cepat selesai, izin tersebut
juga gratis. ‘’Dari 10 jenis perizinan yang harus dimiliki investor, 7
diantaranya gratis. Yang lainnya, bukan kewenangan daerah,’’ terang Nurdin
Abdullah.
Meski begitu, Pemda tetap
berkewajiban mengawal hingga izin tersebut selesai, termasuk bila dilakukan
pengurusan di Jakarta, tambahnya.(hms)
0 komentar: