Selamat Datang di Blogspot Staf Bupati Bantaeng Alamat : Jl. A. Manappiang No.5 Kabupaten Bantaeng - Telepon ( 0413 ) 21001, fax ( 0413 ) 22765 Propinsi Sulawesi Selatan, terima kasih,..atas kunjungan anda. Wassalam
Silahkan Mengganti Tema Latar yang di inginkan


Situbondo - Bantaeng ingin perluas kerjasama



 
Bantaeng, 18/11 – 2013 -  Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur ingin memperluas kerjasama dengan Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulsel, terutama di bidang pertanian.
 
Pendapatan dari sektor pertanian selama ini masih berada di urutan kedua dibanding perdagangan dan hotel padahal potensi lahan cukup memadai, kata Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto ketika melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bantaeng, Senin (18/11).
 
Bupati pada kunker tersebut  disertai Ketua Tim Penggerak PKK Ny Hj Umi Kalsum Dadang Wigiarto, Sekda H Saifullah, Ketua Dharma Wanita Ny Situ Uswatun Hasanah Saefullah.
Selain itu, hadir pula Asisten bidang Ekonomi, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kepala Diknas, Kepala Disperindag, Kadis Pendapatan Daerah, Kadis Kelautan dan Perikanan, Kadis PU dan Pengairan, Direktur RS Abd Rahim, Kabag Humas, Kabag Umum dan sejumlah pejabat lainnya.
 
Rombongan berjumlah 20 orang tersebut diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan. Bupati Bantaeng pada kesempatan itu juga didampingi Sekda Sudarni, dan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
 
Menurut Bupati Dadang Wigiarto, pihaknya sudah banyak mendengar tentang perkembangan Bantaeng, termasuk melalui media. Dari aspek geografis Situbondo dan Bantaeng sama.
‘’Kami mendapat informasi, Bantaeng dan Situbondo sama-sama pernah menjadi daerah tertinggal. Sama-sama punya pantai, daratan dan pegunungan. Karena itu, kami ingin belajar banyak dan mencoba mengembangkan jaringan agar bisa tumbuh bersama,’’ ujarnya.
 
Hanya saja, terang Dadang, tipologi masyarakatnya mungkin beda sebab Situbondo dengan penduduk 659 ribu jiwa, kadang menyulitkan pengaturan Jamkesda karena bila ada program kemiskinan, maka mendadak banyak yang mengaku miskin.
 
Dari sisi APBD, Situbondo yang semula Rp 648 miliar, kini meningkat di atas Rp 1 triliun dengan pertumbuhan ekonomi 5% menjadi 5,5%. 
 
Tahun 2014, Pemda merencanakan membentuk minapolitan. Selain itu Resi gudang yang ada juga tidak bisa dimanfaatkan karena kurangnya respon dari petani.
Situbondo memiliki panjang pantai 150 km dengan pengembangan berbagai jenis ikan kerapu.
 
Untuk itu, ia berharap kepada seluruh jajarannya yang turut dalam Kunker ini agar menggali lebih banyak, belajar dan timba ilmu agar dapat diterapkan di Situbondo, pintanya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kunker yang dilakukan jajaran Pemda Situbondo ke kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulsel.
 
 Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah, daerah terkecil di Sulsel ini keluar dari Kementerian Pemberdayaan Daerah tertinggal pada 2010 dengan pertumbuhan ekonomi 5,7%.
Namun berkat kerja keras, pertubuhan ekonomi tersebut meningkat tajam menjadi 8,9% pada 2012 dengan jumlah penduduk 190 ribu jiwa. 
 
Daerah berjuluk Butta Toa ini memiliki 3 klaster, yakni pesisir, dataran rendah, dan pegunungan. Di pesisir dikembangkan rumput laut, di dataran dikembangkan padi dan di pegunungan dikembangkan apel dan strawberry.
 
Pada 2009, Bantaeng dicanangkan menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi serta pengembangan talas untuk ekspor ke Jepang. Untuk perbanyakan bibitnya, dilakukan melalui Laboratorium Kultur Jaringan yang semula bekerjasama Biotrop.
 
Kini, Bantaeng tumbuh 74% dari sektor pertanian melalui system penanaman Legowo 21.
Di desa, jelas Nurdin Abdullah, juga dibentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dibekali modal Rp 100 juta untuk merangsang produksi masyarakat desa.
Pengembangan tersebut didasarkan pentingnya pangan ke depan. ‘’Orang bisa saja menunda beli mobil, tapi untuk makan tentu tidak bisa ditunda,’’ urainya.
 
Tofografi Kabupaten Bantaeng yang rawan banjir disiasati dengan membangun cekdam serbaguna, sedang di bidang kesehatan dibentuk Brigade Siaga Bencana (BSB).
Kehadiran lembaga ini mampu menekan tingkat kematian ibu dan anak yang pada 2008 tingkat kematian mencapai 15 hingga 20 orang, turun drastis bahkan kini mencapai nol.
BSB yang dilengkapi fasilitas ambulance bantuan Jepang memberi pelayanan kesehatan maksimal dengan system jemput pasien. Bahkan, hingga Oktober tercatat 19 orang melahirkan di atas mobil. 
 
Dari sisi APBD, pada 2008 hanya Rp 260 miliar. Dari jumlah tersebut belanja pegawai 72%, kini APBD Bantaeng sudah di atas Rp 600 miliar.
 
Ke depan, daerah ini akan menjadi daerah jasa dan industri ditandai masuknya sejumlah industri pengolahan bijih nikel (smelter). Industri yang ditunjang energy listrik PLN tersebut kini dalam tahap pembangunan.(hms)

0 komentar:

Komentar

Komentar Terbaru

CREATED BY : Dedy Unsat.net