Bantaeng, 05/12 – 2013 – Sebanyak 70 orang peserta Orientasi Lapangan Pengelolaan
Administrasi Desa dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kabupaten Penajam Paser
Utara Provinsi Kalimantan Timur berkunjung ke Kabupaten Bantaeng.
Rombongan yang dipimpin Sekda Drs H
Abd Jaman M.Si tersebut bermaksud belajar keberhasilan dan sukses yang diraih
Kabupaten Bantaeng dalam beberapa tahun belakangan.
Sekda Kabupaten Penajam Paser Utara
yang disertai Asisten 2 yang juga Kepala Badan Pemberdayaan Pemerintahan Desa
Drs H Tohar MM, BPMD bidang Pemdes H Sahlan S.Sos, Camat Penajam, Kepala Desa
dan Pengelola Bumdes mengatakan, pemilihan lokasi pembelajaran selain
rekomendasi provinsi juga karena perkembangan pesat di daerah ini.
‘’Kami mendapat rekomendasi bahwa
perkembangan pesat di Sulsel berada di Kabupaten Bantaeng. Karena itu kami
datang untuk belajar, terutama masalah administrasi desa dan pengelolaan Bumdes,’’
ujarnya.
‘’Kami harus banyak belajar karena
daerah kami baru 13 tahun secara resmi menjadi kabupaten. Dan belajar di daerah
ini sangat tepat, selain perkembangannya yang pesat juga masuk kategori
nasional. Karena itu, kami juga ingin maju,’’ tambah Sekda Abd Jaman.
Ia kemudian mengemukakan potensi
daerahnya yang memiliki 30 desa dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk 176
ribu jiwa dari luas wilayah 333,6 km2.
Dengan potensi tersebut, Kabupaten
terkecil di Kaltim ini memiliki APBD Rp 1,7 triliun dan ADD desa yang mencapai
Rp 1 hingga Rp 2 miliar/desa.
Itu diperoleh dari hasil migas dan
perkebunan sawit. ‘’Daerah kami merupakan daerah pertama kali ditanami kelapa
Sawit yang dikelola swasta di Kalimantan,’’ urainya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
dalam sambutan penerimaannya di Tribun Lapangan Pantai Seruni, Kamis (5/12)
menyambut baik kedatangan peserta orientasi dari Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penyambutan tamu dari Kaltim itu
juga dihadiri mantan Deputy Kementerian Pemuda dan Olahraga Irjenpol (purn)
Darwan Siregar dan tamu dari Kementerian Koperasi & UKM serta Kementerian
Pertanian.
Nurdin Abdullah mengatakan, Bantaeng
juga merupakan kabupaten terkecil wilayahnya di Sulsel, hanya saja, APBD
Bantaeng sangat minim dibanding Penajam Paser Utara.
Karena dana kita terbatas, maka kami
harus selektif membelanjakan yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
Itulah sebabnya, meski terbatas, namun kami juga masih bisa membangun
berbagai fasilitas.
Fasilitas tersebut, terutama yang
bermanfaat besar seperti pembangunan rumah sakit, membangun alun-alun
kota melalui revitalisasi Pantai Seruni.
Selain membangun kota, Bantaeng juga
membangun dari pesisir hingga ke pengunungan dengan memanfaatkan potensi lahan
setempat. Di pesisir yang memiliki panjang 21 kilometer ditanam rumput laut.
Sedang pada dataran rendah ditanam
berbagai jenis tanaman yang membantu pengembangan benih sesuai visi Pemda
menjadikan Bantaeng Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.
Masuknya industri, terutama industri
pengolahan bijih nikel (smelter) yang mendapat dukungan masyarakat diharapkan
mampu meningkatkan APBD dari Rp 233 miliar pada 2008 menjadi di atas Rp 1
triliun pada 2018.
Bupati juga mengemukakan pembangunan
industri pupuk pintar (SRF) bekerjasama BPPT yang mampu menunjang pertanian
lahan marginal untuk menunjang program pengadaan beras 1 juta ton/tahun oleh
Provinsi Sulsel.
‘’Kami siapkan benih dan pupuknya
karena lahan kami terbatas,’’ tambahnya seraya mengemukakan program kesehatan
berbasis pelayanan 113 yang mampu menekan angka kematian ibu dan bayi hingga 0.
Sebelum program kesehatan yang
dilengkapi Brigade Siaga Bencana (BSB) hadir, tingkat kematian ibu dan bayi
mencapai 15 hingga 16 tahun. Sejak beberapa tahun terakhir, angka tersebut
menjadi nol, tambah Bupati HM Nurdin Abdullah.(hms)
0 komentar: