Bantaeng, 06/12 – 2013 - Ketua DPR RI Dr H Marzuki Ali, SE, MM mengatakan, Bupati
Bantaeng HM Nurdin Abdullah seharusnya sudah berkiprah di wilayah yang lebih
besar.
‘’Kasihan bila hanya mengurus
kabupaten. Seharusnya Nurdin menjadi menteri. Siapapun presidennya, Nurdin bisa
menjadi menteri, terutama Menteri Ekonomi Pertanian. Ini menjadi do’a saya,’’
katanya pada dialog terbuka di Gedung Kartini Bantaeng, Jum’at (6/12).
Dialog terbuka dalam rangkaian Hari
Jadi Kabupaten Bantaeng yang ke 759 dan dipandu Wakil Ketua DPRD Bantaeng Alim
Bahri L Tana tersebut juga dihadiri anggota DPR RI Reza Ali, Ketua DPRD
Bantaeng Hj Novrita Langgara, Muspida, Ketua Tim Penggerak PKK Hj Lies F
Nurdin, tokoh masyarakat, para Kepala Sekolah dan Guru dan berbagai elemen
lainnya.
Menurut Marzuki Ali, dari ratusan
kota dan kabupaten yang sudah dikunjungi di tanah air, hanya dua daerah yang
bisa member inspirasi yakni Walikota Sawah Lunto di Sumatera dan Kabaupaten
Bantaeng di Sulawesi.
‘’Saya benar-benar terkesan dan
terinspirasi. Bagaimana seorang bupati mampu membangun dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya dengan dana terbatas,’’ ujar Marzuki yang sempat
melakukan olahraga sepeda pada pagi hari.
Sebelumnya, peserta konvensi calon
Presiden Partai Demokrat itu juga melakukan malam ramah tamah di halaman Marina
Beach Hotel Pantai Marina Korong Batu Bantaeng.
Malam ramah tamah tersebut dihadiri
Bupati Kabupaten Jeneponto Ikhsan Iskandar dan Wakilnya Mulyadi Mustamu serta
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Jafar Hafsah.
Ketua DPR RI mengatakan, di tangan
Nurdin Abdullah kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar,
ibukota Provinsi Sulsel ini bisa menjadi kabupaten termaju di Indonesia.
Karena itu, saya yakin bila
Indonesia memiliki 100 orang seperti Nurdin, maka Otonomi Daerah yang sudah
disepakati untuk percepatan pembangunan daerah serta mengentas kemiskinan akan
terselesaikan.
‘’Saya yakin, masih banyak anak
bangsa yang memiliki kemampuan seperti Bupati Bantaeng, namun mereka tidak
mempunyai ruang dan kesempatan untuk memimpin karena demokrasi kita belum
berkualitas,’’ tambahnya lagi.
Ia kemudian memberi gambaran
transformasi yang terjadi di Indonesia dari Negara otoritarian menjadi Negara
demokrasi padahal saat itu, mayoritas penduduk Indonesia hanya alumni SMP
dengan pendapatan perkapita yang sangat rendah (kategori miskin).
Dengan kondisi seperti itu jelas,
otak kita kurang cerdas sehingga yang berkuasa adalah kapitalis atau yang
mendapat dukungan kapitalis sehingga rakyat menjadi korban.
Namun kita optimistis, era tersebut
kita lalui.’’Kita tidak boleh menyerah. Kita harus bisa memberi kesempatan
kepada Nurdin-Nurdin lain untuk memimpin bangsa ini ke depan,’’ tambahnya lagi.
Ia kemudian menitip pesan agar tidak
hanya membangun Bantaeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga
tidak melupakan pembangunan pendidikan.
Ini penting untuk melahirkan
anak-anak bangsa yang amanah, berkarakter dan mampu bersaing. ‘’Kita tidak
ingin menjadi Negara terisolir, namun juga tidak boleh hanyut dalam menghadapi
tantangan,’’ ujarnya.
Tantangan di depan mata adalah pasar
Asean pada 2015, tandas Ketua DPR RI dari Partai Demokrat itu.(hms)
0 komentar: