Bantaeng, 17/12-2013 - Mahasiswa pasca sarjana program study Administrasi
Pembangunan Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan study banding di Kabupaten
Bantaeng.
Mahasiswa berjumlah 19 orang yang
didampingi Dr Atta Irene Allorante, M.Si dan Dr Alwi,M.Si yang akan berada 3
hari di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota
Provinsi Sulsel itu diterima Wakil Bupati Bantaeng H Muhammad Yasin di ruang
rapat Bupati Bantaeng, Selasa (17/12).
Wakil Bupati Muhammad Yasin dan
Sekda Sudarni kemudian melakukan dialog dengan peserta study banding yang
banyak mempertanyakan kiat membangun Bantaeng.
Mahasiswa juga menanyakan, kiat
memenangkan Pilkada tanpa baliho hingga cara mendatangkan investor serta
masalah disiplin pegawai dan sanksinya.
Wakil Bupati mengatakan, pembangunan
dilakukan secara serentak setelah melalui perencanaan terpadu dari desa. ‘’Pak
Bupati selalu mengatakan, kita membangun dari desa karena di desalah potensi
sumber daya alam,’’ ujarnya.
Perencanaan tersebut disandingkan
dengan perencanaan SKPD terkait. Dengan begitu, dana yang sedikit dapat
digunakan sesuai peruntukannya.
Sekadar gambaran, APBD Bantaeng
merupakan terkecil di Sulsel, namun kita mampu membangun karena ada kesungguhan
dalam memanfaatkan dana.
‘’Kita tidak membangun sesuai
keinginan. Kami membangun sesuai kebutuhan. Itu juga karena pak Bupati sangat
dengan dengan masyarakat sehingga denyut nadi masyarakat diketahui,’’
tambahnya.
Tentang pemenangan Pilkada tanpa
baliho, Muhammad Yasin yang mantan Sekda itu mengatakan, selain tak ingin
merusak keindahan kota akibat baliho seperti di daerah lainnya, juga karena
kedekatan yang sudah terjalin.
‘’Kami bahkan memperoleh dukungan
partai tanpa mahar, padahal partai pendukung kami merupakan partai-partai
besar,’’ urainya.
Sedang masuknya investasi antara
lain karena pemberlakuan kebijakan Bupati yang memberikan pelayanan prima
kepada investor. Pelayanan tersebut selain cepat, juga gratis.
Tentu saja ini berbeda dengan daerah
lainnya. Namun, itulah yang kita lakukan. Kini sebanyak 7 investor menanam
modal di bidang pengolahan hasil tambang.
Untuk mengantisipasi mega proyek
tersebut, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah membangun Balai
Latihan Kerja (BLK) bertaraf internasional.
Melalui lembaga ini, anak muda
Bantaeng akan dilatih untuk mengambil bagian apenting dalam industri yang
berlokasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) di Kecamatan Pa’jukukang.
Kecamatan ini merupakan kecamatan
paling minus di Bantaeng. Tanahnya kering dana curah hujannya rendah. Meski
begitu, Pemda telah mengantisipasi untuk kebutuhan industry, terutama listrik
dan air, jelasnya.
Di bidang kesehatan, Pemda juga
telah menyiapkan layanan prima Brigade Siaga Bencana (BSB) yang diperkuat 20
tenaga dokter dan 16 tenaga medis.
Melalui BSB, siapapun yang masuk ke
Bantaeng akan memperoleh layanan bila terjadi sesuatu selama 24 jam. Layanan
tersebut ditunjang ambulance yang didatangkan pak Bupati dari Jepang.
Khusus PNS yang dinilai melanggar,
Sekda Sudarni mengatakan, pembinaan dilakukan berjenjang sesuai ketentuan.
Dengan demikian bila ada yang melanggar disiplin akan dilihat sejauhmana
pelanggarannya.
Demikian pula sanksinya, mulai dari
sanksi tertulis hingga pemecatan, tegas Sudarni yang juga mantan Kepala
Inspektorat Kabupaten Bantaeng.(hms).
0 komentar: