Bokara Dijadikan Pusat Penangkaran Talas Bantaeng
Senin, 21 Februari 2011 22:51 WITA | Daerah
Kawasan yang berada di atas ketinggian 300 meter di atas permukaan laut tersebut dinilai cocok sebagai tempat penangkaran.
Kepastian lokasi penangkaran talas untuk menjadikan kawasan yang memiliki air yang cukup tersebut ditinjau Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, di Bantaeng, Senin.
Bersama bupati juga ikut anggota DPRD Bantaeng Harun Rani Kr Raja, Staf Ahli Bupati Bidang Pertanian Dr Ir Mokhtar Nawir, Kadis Kehutanan Muh Hero, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Kabag Umum Mappatoba, Kasatpol PP Faizal dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Menurut Bupati, penangkaran bibit sangat diperlukan karena permintaan bibit yang sangat tinggi. Melalui penangkaran ini, selain yang akan dibangun laboratorium kultur jaringan diharapkan dapat mempercepat kebutuhan bibit tanaman berbasis ekspor tersebut.
Menurut Mokhtar Nawir, hingga kini lahan talas yang tersebar di Bantaeng sudah mencapai 100-an hektare lebih. Jika semua berproduksi, hasilnya diharapkan untuk dibibitkan kembali untuk memenuhi kebutuhan bibit yang sangat tinggi.
Begitu tingginya permintaan, sebagian produksi petani kini dibeli pedagang dari luar Bantaeng dengan harga yang lebih baik. "Petani talas kini menjual produksinya Rp1.000 hingga Rp 1.500/biji," terangnya.
Menurut Bupati, dengan kondisi iklim yang tidak menentu dan berakibat pada produksi sejumlah komoditas, termasuk padi, inilah saatnya kita menyiasati kondisi lahan yang ada.
"Kita jangan terfokus pada kekhawatiran krisis pangan, namun sebaiknya mencari solusi terbaik agar petani tidak merugi akibat iklim tersebut," urainya. Ia kemudian meminta petani talas untuk melakukan tumpang sari pada setiap lahan yang dikelolanya.
Meski begitu, ia mengingatkan agar tumpang sari dilakukan dengan kacang-kacangan, cabai dan komoditi lainnya. "Jangan melakukan tumpang sari dengan komoditi jagung karena jagung termasuk tanaman yang rakus hara," pintanya.
Menanggapi keterbatasan pengolahan lahan, Bupati menjanjikan perlakuan secara mekanisasi. "Pemda akan bantu mekanisasi, terutama pengadaan traktor tangan," ujarnya.
Pemda Kabupaten Bantaeng terus mendorong petani untuk menanam talas karena diyakini dapat meningkatkan penghasilan dibandingkan komoditi lainnya. Selain menjadi obat untuk penderita diabetes dan kanker, talas jenis safira ini juga mengandung kolagen yang sangat tinggi.
Dari sisi pemasarannya, produksi talas petani akan diekspor ke Jepang melalui PT Global Seafood International Indonesia (GSII). Perusahaan ini menguasai 60 persen pangsa pasar talas dunia.
(T.KR-AAT/F003)
0 komentar: