DULLAH RAHIM LATIH SSB THE NEW BANTAENG
Mantan pemain sepakbola nasional Dullah
Rahim melatih siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) The New Bantaeng. Mantan
pelatih kepala PSIS Semarang tahun 2000 itu akan melatih teknik dan
fisik para siswa berjumlah 170 orang berbagai usia. Untuk meningkatkan
prestasi sepakbola siswa SSB The New Bantaeng tersebut, Dullah Rahim
yang juga pernah menjadi skuad PSSI untuk Pra Piala Dunia tahun 1990-an
tersebut
dibantu Irfan Salman sebagai Pelatih Kepala dan Ardiansyah
(Asisten Pelatih). Bertindak sebagai manajer umum pada sekolah olahraga
yang banyak diminati masyarakat itu, Mudahri Salarang sedang bertindak
sebagai Pembina mantan wasit FIFA, H Ahmad Karim. Bupati Bantaeng yang
diwakili Asisten I Muslimin Maharang ketika meresmikan SSB The New
Bantaeng di Anjungan Pantai Seruni, Jum’at (18/1) berharap, kehadiran
sekolah dapat membentuk kader pesepakbola handal. Pembentukan kader
sangat penting sebab Persatuan Sepakbola Bantaeng (Persiban) pernah jaya
bersama PSM dan Persigowa. Namun kini, kejayaan tersebut telah memudar.
Karena itu, kehadiran SSB The New Bantaeng
diharap bisa mengembalikan
kejayaan tersebut dan mampu berbicara pada ajang sepakbola yang lebih
tinggi. Pemda sendiri, kata Muslimin telah menyiapkan berbagai
fasilitas, terutama lapangan yang kini dalam tahap perampungan, termasuk
sport center yang dibangun di kawasan Pantai Seruni. ‘’Mudah-mudahan
pembentukan SSB ini menjadi titik awal kebangkitan sepakbola di daerah
berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini, terlebih Bantaeng
akan menjadi tuan rumah
pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah
(Porda) ke-15 pada tahun 2014 mendatang,’’ urainya. Bupati berharap,
semua pihak dapat memberi dukungan agar harapan untuk mengembalikan
kejayaan olahraga, terutama sepakbola, tuturnya seraya mengemukakan
optimismenya karena akan ditangani pelatih berpengalaman. Ketua KONI
Kabupaten Bantaeng yang juga Pembina SSB The New Bantaeng H Ahmad Karim
menguraikan, pertandingan internasional pernah dilaksanakan di Bantaeng
pada tahun 1949. Ketika itu, terdapat 20 an perkumpulan sepakbola (klub)
termasuk klub terkenal Lasepang dan Gelap Gulita dari Kaili. Sayangnya,
kejayaan tersebut tidak berjalan baik. ‘’Banyak anak-anak yang hobi
bola, namun kurang memiliki skil dan intelegensi yang bagus,’’
ujarnya
seraya mengatakan, ke depan sepak bola diharapkan tak sekadar menjadi
olahraga tetapi menjadi pencaharian utama seperti di luar negeri. Ia
berharap, peningkatan skil dan intelegensi diberi perhatian utama agar
anak-anak yang sedang menimba ilmu sepakbola menjadi bintang sepakbola
masa depan Indonesia. Sebelumnya, pengelola SSB The New Bantaeng Mudahri
Salarang melaporkan tingginya animo anak-anak usia 9 hingga 15 tahun
untuk menimba ilmu sepak bola. Ia berharap, minat yang tinggi tersebut
tak hanya sekadar menyalurkan hobi tetapi juga menjadi prestasi yang
membanggakan keluarga, daerah dan Negara sehingga menjadi contoh
terhadap anak-anak lainnya.(hms)
0 komentar: