PESERTA DIKLATPIM LAN KAJI KEBIJAKAN PUBLIK BANTAENG
Peserta Pendidikan dan Latihan
Kepemimpinan (Diklatpim) Angkatan 36 Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia (LAN-RI) melakukan kajian terhadap kebijakan publik
yang dilakukan Pemda Kabupaten Bantaeng. Para peserta yang berjumlah 60
orang yang berasal dari 17 provinsi di Indonesia (dari Jawa hingga
Papua) itu dipimpin langsung Kepala Pusat Kajian dan Diklat Aparatur, Dr
Muhammad Idris dan sejumlah Widyaswara diantaranya Robert Silalahi,
Prof Dr Amir Baharuddin, Arifuddin Katta dan Prof Rasyid Taha. Menurut
Dr Muh Idris, kunjungan visitasi ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih
dekat proses managing policy terkait langkah yang sudah dipelajari di
dalam kelas. ‘’Kita memilih Bantaeng karena pertimbangan pembuktian
keijakan public yang berkorelasi dengan pilihan public seperti
dibuktikan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng pada 17 April
2013,’’ ujarnya. Menurut Kepala Pusat Kajian dan Diklat Aparatur LAN RI
tersebut, pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, HM Nurdin Abdullah
telah mencatat rekor fantastik dengan meraih 83 persen suara. Selain
bertemu Pemda, peserta juga melakukan pertemuan yang sama dengan para
wakil rakyat Bantaeng sebagai lembaga mitra dalam kebijakan publik.
Menjawab peserta yang sangat antusias, Bupati Bantaeng HM Nurdin
Abdullah yang didampingi Kepala Bappeda Abdul Wahab, Kadis Kesehatan dr
Hj Takudaeng, Kepala Bapedalda H Abdullah Taibe dan Staf Ahli bidang
Hukum dan
Pemerintahan Hartawan Zainuddin mengatakan, banyak hal yang dilakukan dalam bentuk inovasi. Ini dilakukan karena keterbatasan APBD. Ia kemudian member contoh pembangunan kawasan pantai Seruni, Lamalaka dan Pantai Marina yang tidak mungkin menggunakan APBD. Selain membangun kawasan pesisir, Pemda juga membangun kawasan agrowisata di pegunungan untuk menjadikan daerah ini menjadi destinasi unggulan di bagian selatan Sulsel. Semua fasilitas tersebut kini telah dinikmati tak hanya oleh masyarakat Bantaeng tetapi juga masyarakat daerah tetangga. Masih menurut Nurdin Abdullah, pembangunan diawali perencanaan yang tentu saja tidak didasarkan pada keinginan tetapi karena kebutuhan. Ia kemudian member contoh pembangunan fasilitas Brigade Siaga Bencana (BSB) yang menonjolkan pelayanan cepat dan pasti. Ini ditunjang Pemerintah Jepang melalui bantuan ambulance dan unit kendaraan pemadam kebakaran. Dengan fasilitas ini, masyarakat cukup menekan 113 dari ponselnya, ambulance yang disertai dokter dan perawat meluncur ke alamat. Demikian pula dengan banjir tahunan yang senantiasa melanda Kota Bantaeng. Berdasarkan hasil kajian, kemudian dilakukan pembangunan Cekdam pengendali. Kini Bantaeng sudah bebas banjir, sedang di bidang kebersihan kota, Pemda berharap menjadi budaya masyarakat, bukan karena ingin memperoleh adipura, urainya.(hms)
PESERTA DIKLATPIM LAN KAJI KEBIJAKAN PUBLIK BANTAENG
0 komentar: