TMU tertarik bangun indsutri smelter di Bantaeng
Bantaeng, 24/2 – 2013, Setelah beberapa perusahaan multi nasional dari China dan Inggris
menanam investasi pembangunan industri pengolahan bijih nikel (smelter) dan
bijih besi (mangan), kini perusahaan nasional PT Titan Mineral Utama (TMU) juga
menyatakan ketertarikannya.
Perusahaan yang bermarkas di Jakarta
dan bermitra dengan perusahaan asing tersebut juga meminati pembangunan
industri smelter di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).
Pada tahap awal, TMU membutuhkan
lahan seluas 200 Ha dengan total investasi Rp 5 triliun secara bertahap. Ini
dilakukan karena disesuaikan dengan kondisi material yang didatangkan dari
Sulawesi Tenggara, kata Direktur Utama PT TMU Warsito Hans Tanudjaja.
Rombongan pemodal di bidang
pertambangan itu diantar langsung Wakil Kementerian Penanaman Modal Indonesia
(BKPM) Yusran dan diterima Bupati HM Nurdin Abdullah bersama Sekda HM Yasin dan
Kadis Perindagtamben H Abd Gani di anjungan Pusat Kuliner Pantai Marina, Sabtu
(23/2).
Menurut Warsito Hans Tanudjaja,
pihaknya sudah lama mencari lahan untuk membangun industri, penyusul peraturan
baru pemerintah tentang pengolahan hasil tambang di Indonesia.
‘’Kami sudah berjalan ke bagian
utara Sulsel namun belum ada yang cocok. Kemudian kami bertemu pihak
Kementerian Penanaman Modal Indonesia. Dari sini kami dihubungkan dengan Bupati
Bantaeng,’’ urainya.
Setelah pertemuan di Jakarta, kami
langsung ke Bantaeng untuk melihat langsung kondisi di lapangan, urainya dan
ternyata janji tentang kemudahan perizinan betul-betul terbukti.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
mengatakan, soal perizinan diselesaikan dalam satu jam dan tanpa bayaran
(gratis) yang penting ada keseriusan dari pihak investor untuk menanamkan
modalnya di daerah ini.
Selain bantuan perizinan gratis,
Pemda juga berkewajiban mengawal setiap perkembangan yang diinginkan, termasuk
saat dilakukan pembebasan lahan. ‘’Kamipun siap membantu,’’ tuturnya.
Dirut PT TMU menilai, perhatian
Pemda terhadap industri berat dengan menggratiskan perizinan baru ditemukan di
negeri ini. ‘’Biasanya kami terkendala di bidang perizinan,’’ tuturnya seraya
mengemukakan rencana pengolahan nilel berkadar rendah yang selama ini tidak
laku.
‘’Melalui teknologi, kami akan
mengolah nikel berkadar rendah yang selama ini tidak laku sebab kebutuhan
smelter cukup tinggi,’’ tambahnya. Ia kemudian menanyakan soal kesiapan
pelabuhan, air dan listrik.
Menanggapi hal itu, Bupati HM Nurdin
Abdullah mengatakan, Pelabuhan Bantaeng yang sudah mulai dioperasikan beberapa
pekan lalu masih akan dikembangkan, termasuk pembangunan lapangan peti kemas.
Detail rencana pembangunan pelabuhan
tersebut sudah rampung dan diharapkan dalam waktu dekat sudah dimulai sehingga
bisa mengantisipasi kepentingan ekspor.
Tentang ketersediaan tenaga listrik,
Nurdin Abdullah mengatakan, sudah menjalin kerjasama PLN untuk penyediaan 370
MW. Besaran tenaga listrik tersebut merupakan tertinggi kedua setelah Makassar.
Sedang untuk kebutuhan air bersih,
Pemda telah membangun Dam Batu Massong yang tak hanya mampu mengaliri ribuan Ha
areal persawahan tadah hujan, tetapi juga untuk ketersediaan air bersih di
kawasan industri.
Karena itulah, sangat tepat bila
investor menjatuhkan pilihannya ke Bantaeng karena daerah lain tidak memiliki
fasilitas seperti ini, terutama ketersediaan tenaga listrik dan air,
urainya.(hms)
Bantaeng hebat bisa menciptakan/memfasitasi pembangunan smelter di daerahnya. Kami selaku perusahaan jasa export import memohon sekiranya kami bisa dapat contact person dari salah satu perusahaan smelter ini untuk membantu pengiriman smelter dari luar ke Bantaeng.
BalasHapusTerima kasih sebelumnya.
Bapak Muhammad Tahir > bisa inbox ke email resmi kami pak ( pemda@bantaengkab.go.id ) terima kasih.
BalasHapus