BSB dijadikan Program Nasional
JAJARAN
Dinas Kesehatan, terutama yang
terlibat langsung dengan Brigade Siaga Bencana (BSB) boleh berbangga hati.
Soalnya, Crisis Center yang dibentuk sejak 2009 tersebut kini dijadikan program
nasional.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
yang menghadiri pertemuan di Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu
mengatakan, Kemenkes telah menugaskan untuk menyampaikan sistem yang sudah
terbukti mampu menurunkan angka kematian ibu melahirkan serta kasus lingkungan
lainnya.
Keberhasilan yang mendapat apresiasi
pusat tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak, terang Nurdin Abdullah
yang menyebut pengembangan BSB kini ke wilayah Kecamatan Uluere dan Tompobulu.
Masih menurut Bupati Bantaeng, kerja
maksimal terpadu antara Pemda, wakil rakyat dan masyarakat, perlahan tapi pasti
menjadikan daerah ini semakin dikenal.
Karena itu, ia berharap semua
komponen, termasuk para wakil rakyat di DPRD harus siap memberikan pelayanan
maksimal, terutama kepada tamu yang berkunjung ke daerah ini.
Selama ini, banyak orang yang datang
ke Bantaeng melakukan study komparatif. Capaian kinerja yang sudah diraih itu
harus bisa dipertahankan dan sedapat mungkin ditingkatkan karena berimplikasi
pada peningkatan ekonomi masyarakat, urainya.
Koordinator BSB dr Andi Ihsan
menyebutkan, sejak lembaga ini dibentuk 21 Desember 2009, pelayanan berbagai
kasus kesehatan terus meningkat. Ditunjang unit ambulance bantuan Jepang, tahun
pertama keberadaan BSB sudah berhasil menangani 92 kasus, termasuk kecelakaan
lalulintas 5 orang, rujukan ke RSUD 12 orang serta rawat jalan 12 orang.
Pada 2010, penanganan kasus
meningkat menjadi 3.512. Dari jumlah tersebut, 1077 orang dirujuk ke RSUD,
terutama kasus Lakalantas sebanyak 424 orang, sedang yang dirujuk ke Puskesmas
39 orang.
Tahun 2011, kasus Lakalantas
sebanyak 532 orang dari total 4.876 kasus yang dilayani. Pada tahun itu juga,
BSB merujuk ke RSUD sebanyak 1.784 orang, belum termasuk kasus kebidanan yang
berjumlah 180 orang.
Lonjakan juga terjadi pada 2012,
kasus yang dilayani mencapai 6.683 dengan rekor angka Lakalantas yang tetap
mendominasi yakni mencapai 575 orang, 516 orang rawat jalan, dan 1.895 orang
dirujuk ke RSUD, urainya.
Koordinator BSB juga mengatakan,
sejak lembaga ini memberi pelayanan, tercatat 10 jenis penyakit yang banyak
dilayani. Penyakit tersebut masing-masing diare (484), ispa (211), gastritis
(221), Demam Berdarah (DBD) sebanyak 220 orang, myalgia (350), hipertensi/strok
(270), kehamilan/partus (219), inpeksi salurah kemih (198), diabetes mellitus
(235) serta Lakalantas 726 orang.(hms)
0 komentar: