Salah satunya, melakukan kerjasama
dengan PT Semen Bosowa melalui Bosowa Recources. Jalinan kerjasama untuk
suplai kebutuhan semen di Bantaeng tersebut ditandai penandatanganan naskah
kesepakatan Memorandum of Understanding (MOU).
Penandatangan MOU dilakukan Pimpinan
Bosowa Recources (Semen Bosowa Maros) Muh Firdaus dari PT Semen dan Direktur
BUMD Bantaeng Drs HM Taufik Fachruddin.
Penandatanganan naskah kerjasama itu
juga dilakukan Vice President PT Semen Bosowa Mulianto Broto dan Bupati
Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan Bupati Bantaeng, Jum’at (24/1).
Pada kesempatan tersebut, PT Bosowa
Semen menyerahkan bantuan 2 unit (dari 5 unit) kendaraan pengangkut semen curah
kepada BUMD Bantaeng serta 500 sak semen untuk pembangunan masjid.
Mulianto Broto mengatakan, kerjasama
ini memberi kontribusi dalam membantu kabupaten yang agresif melakukan
pembangunan hingga daerah ini menjadi primadona di Sulsel.
Sebagai perusahaan nasional milik
pengusaha putra daerah yang sudah memproduksi semen 4,2 juta ton/tahun ditambah
1,2 juta ton/tahun di Batam, Bosowa Semen siap memberikan pelayanan penyediaan
semen.
Untuk memastikan pasokan semen
tersebut, PT Semen Bosowa terus mengembangkan sayap hingga ke Banyuwangi dan
Cilegon untuk kawasan Pulau Jawa, sedang untuk Sulawesi dibangun di Sulawesi
Utara serta di Sorong, Provinsi Papua.
Jika pembangunan pabrik di berbagai
daerah itu rampung, Bosowa akan memiliki produksi 12 juta ton/tahun, urainya.
Produksi yang terus berkembang tersebut siap mensuplai kebutuhan di Bantaeng
yang akan tumbuh pesat berkat pembangunan sejumlah industri.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
berharap, kerjasama ini meyakinkan swasta Jepang, bahwa dukungan semen untuk
kegiatan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia (KTI) bukan masalah.
Menurutnya, tahun ini Jepang membuka
peluang relokasi sejumlah industrinya dan menyiapkan dana bantuan 300 milyar
dolar AS untuk Negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Myanmar dan
Thailand.
Dana bukan pinjaman tersebut
dimaksudkan untuk membantu pembangunan jalan, transportasi dan bandara. ‘’Ini
peluang yang harus segera disikapi disbanding berharapa dari APBN yang selalu
defisit,’’ urainya.
Ia kemudian mengemukakan kondisi
daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota provinsi
Sulsel pada 2008 yang masih menjadi daerah langganan banjir.
‘’Kini, air yang selalu menggenangi
kota tersebut sudah berhasil diatur melalui pembangunan cekdam yang dapat
mengontrol air,’’ ujarnya.
Untuk menyiasati APBD yang minim
(hanya Rp 233 milyar) dengan belanja pegawai yang mendominasi, mencapai 72
persen, Pemda merapatkan barisan dan membuat perencanaan sesuai kebutuhan,
bukan sesuai kepentingan.
Melalui kerjasama ini, Bupati juga
berharap semakin mempercepat pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan
jalan strategi nasional yang sudah selesai 4 kilometer.
Jalan yang akan memperpendek jarak
dari batas Kabupaten Jeneponto ke Kota Bantaeng tersebut akan memudahkan
pergerakan industri karena kendaraannya juga sudah tidak masuk ke kota.(hms)
0 komentar: