Pelayaran Perdana Kapal Perintis di Pelabuhan Kabupaten Bantaeng

PELAYARAN PERDANA KAPAL PERINTIS DI PELABUHAN BANTAENG

 

Setelah lama dinanti, KM Barito II akhirnya merapat di pelabuhan Bonthain. Kapal berbobot 500 DWT yang dikemudikan Kapten Muh Tamsil Lukman buang jangkar pukul 17.00 Wita setelah melakukan perjalanan dari Makassar. Kedatangan kapal berwarna biru dengan tiang berwarna kuning, Jum’at (8/2) sore tersebut menjadi awal dimulainya 

pelayaran dari daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini. Sebagai tanda resminya pelayaran dari Pelabuhan Bonthain tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI yang diwakili Agus Melsih menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pengoperasian Pelabuhan kepada Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah.

 Penyerahan SK tersebut disaksikan PPK Otoritas Pelabuhan Makassar, Kepala Pelabuhan Jeneponto, Sekda H M Yasin, Kadis Perhubungan dan Infokom A Baso Fahrir, unsur Muspida, sejumlah petinggi dan tokoh masyarakat Kabupaten Bantaeng. Ini merupakan bagian dari keinginan untuk mengembalikan kejayaan Bantaeng sebab sejarah menunjukkan, Bantaeng pernah menjadi pusat pendidikan, perdagangan dan pemerintahan pada zaman Belanda, kata Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah.

 Ini juga dilakukan untuk menarik lebih banyak investasi sebab pelabuhan merupakan pintu masuknya investor, sedang untuk menunjang kehadiran para pemodal tersebut Pemda telah menyiapkan daya listrik 370 MW, tambahnya. Daya sebesar itu sekaligus menjadikan daerah berjuluk Butta Toa ini menjadi daerah pengguna tenaga listrik terbesar setelah Makassar. Itu karena sejumlah investasi sudah siap. Investor yang sudah menyatakan komitmen menempatkan industrinya di Bantaeng masing-masing PT Bumi Bakti Sulawesi 

(industry pengolahan bijih nikel), Macrolink International Mineral C.Ltd (industry pengolahan bijih nikel). 

PT Earthstone Metals Indonesia (industry pengolahan bijih  

besi/mangan), PT Megapower Makmur (Pembangkit listrik tenaga minihidro) dan PT Hong Industri Indodnesia yang akan membangun industry pakan ternak sapi. Total investasi yang akan ditanamkan mencapai Rp 6 triliun dengan jumlah tenaga kerja yang akan terserap mencapai 20 ribu orang, terang Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah. Masih menurut Bupati Bantaeng, 

 

pengoperasian pelabuhan ini juga akan menarik pengusaha pelayaran untuk membuka pelayanan, terlebih dengan adanya rencana peluncuran kapal cepat (Jet foil) dari Bantaeng ke Makassar dari pelabuhan ini.

 ‘’Bila semuanya berjalan sesuai rencana, ke depan masyarakat akan memilih perjalanan laut yang lebih cepat. Dengan begitu kepadatan pada jalur darat juga akan berkurang,’’ jelasnya. Pengoperasian ini juga menjadi spirit terhadap pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang ada sebab bila Bantaeng berkembang, maka kawasan selatan Sulsel akan turut berkembang.

 ‘’Potensi daerah yang ada di Selayar akan lebih meningkat karena lebih dekat. Selama ini potensi daerah terkendala system transportasi dan kini sudah ada pelabuhan yang lebih dekat,’’ urainya. Pelabuhan Bonthain juga akan ditunjang jalan strategi nasional yang kini sudah dalam tahap tender dengan anggaran Rp 25 miliar, sedang jalan nasional yang lama akan dijadikan jalan daerah, ungkapnya. Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom A Baso Fahrir melaporkan, KM Barito II yang memiliki kapasitas barang 460 – 480 ton dan penumpang 100 orang akan singgah di Pelabuhan Bonthain dua kali sebulan setelah melakukan perjalanan ke Sembilan pelabuhan di kawasan timur Indonesia.

 Rute yang akan dilayari KM Barito II masing-masing Makassar, Bantaeng, Selayar, Kayuadi, Jampea, Bonerate, Kalaloa Latuo, Reo, Maumere, Larantuka/Wewerang (PP), urainya.(hms)