Makassar,
28/8 – 2013 – Sedikitnya 400 industri di Jepang akan direlokasi ke berbagai
Negara. Relokasi dilakukan sebagai dampak deflasi yang berakibat pada
menurunnya harga jual produksi sekaligus mendekatkan dengan bahan baku.
Selain itu, industry di negeri
sakura juga banyak terpengaruh pergerakan mata uang dunia sehingga cost
produksi perusahaan semakin dikendalikan. Karena itu, mendekatkan ke bahan baku
dan pasar menjadi langkah yang strategis.
Mantan Presiden Direktur (Presdir)
PT Maruki Internasional Indonesia HM Nurdin Abdullah mengatakan hal itu usai
penyerahan beasiswa sebanyak 375 orang pada tahap ke 15 di perusahaan yang
berpangkalan di Kapasa, Kawasan Industri Makassar (KIMA), Rabu (28/8).
Menurut HM Nurdin Abdullah yang juga
Bupati Bantaeng, industry yang akan direlokasi tersebut diantaranya industry
manufactur, industry perikanan, Marine Produk dan berbagai jenis industry
lainnya.
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan,
Sulsel harus bisa mengambil peran dalam relokasi sejumlah industry tersebut,
terutama industry makanan, marine produk dan industry yang memiliki banyak
bahan baku di daerah ini.
‘’Kita harus bisa menangkap peluang
sebelum Negara lainnya, terutama Vietnam yang selalumemberi kemudahan investasi,’’
ujarnya.
Kehadiran industry akan berdampak
terhadap penyerapan tenaga kerja. Soal lapangan kerja ini merupakan masalah ke
depan terhadap perkembangan suatu daerah.
Karenanya itulah, peluang tersebut
harus bisa dimanfaatkan dengan baik, tambahnya seraya mengatakan, soal
pendanaan Bank Pemerintah BNI telah menyatakan kesiapannya untuk memback-up
pengusaha yang kemungkinan bermitra dalam relokasi tersebut.
‘’Ini sejalan dengan visi dan misi
Gubernur Sulsel untuk pemerataan industry,’’ urainya.
Tentang kondisi dalam negeri
Indonesia, Bupati Bantaeng mengatakan, saatnya kewenangan pusat dilepas ke
daerah.
‘’Pedagang tempe kita sudah
menjerit, padahal lahan di Indonesia sangat luas. Dengan begitu, sangat tidak
masauk akal kita mengimpor kedelai dan jagung. Untuk apa hamparan yang luas itu
bila tidak dimanfaatkan,’’ terangnya.
Menurutnya, Sulsel cukup ideal
menjadi lahan investasi karena lahan di pulau Jawa sudah sangat sumpek.
‘’Apa yang kurang di Sulsel. Lahan
ada, listrik surplus. Keduanya merupakan prasyarat investasi. Investor biasa
menanyakan bagaimana daya listrik? Kita kan surplus hingga 500 MW,’’ tandasnya.
Kondisi tersebut telah dimanfaatkan
di Bantaeng. Dengan sejumlah kemudahan yang diberikan kepada investor, kini
sejumlah pengusaha telah menetapkan investasinya.
Sebanyak enam perusahaan akan
menanam modal untuk peleburan bijih nikel
(smelter) dan bijih besi (mangan).
Keenam industry tersebut akan menanam investasi senilai Rp 20 triliun dan
diperkirakan akan menyerap tenaga kerja hingga 20 ribu orang.
Meski begitu, Nurdin Abdullah
berpendapat, investasi ke Sulsel jangan hanya di Bantaeng, tetapi juga di
daerah lainnya.
Tentang krisis Asia, Nurdin Abdullah
berharap tidak berpengaruh terhadap kondisi Maruki Group. ‘’Meski krisis Asia
berpengaruh terhadap deflasi ekonomi Jepang, namun tak akan berpengaruh
terhadap beasiswa karena ini untuk kelangsungan pendidikananak-anak kita.
Terlebih kondisi 2013 di Jepang yang
sudah mulai membaik, dan diharapkan tidak berpengaruh terhadap Maruki. ‘’Kita
do’akan mudah-mudahan perusahaan satu-satunya di Indonesia tetap tumbuh
sehingga beasiswa juga bisa ditingkatkan.(hms)
0 komentar: