Bantaeng, 19/11 – 2013 – Petani dari Kabupaten Seram Barat, Provinsi Maluku belajar
pertanian di Kabupaten Bantaeng.
Para petani berjumlah 25 orang yang
dibina dalam Proyek Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil (Solid) tersebut
berada di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota
Provinsi Sulsel selama dua hari.
Pada kesempatan tersebut, rombongan
melihat berbagai sistem pertanian serta laboratorium Kultur Jaringan. Selain
itu, juga melihat sistem peternakan ayam binaan Pemda.
Sebelum ke lapangan, rombongan yang
dipimpin Kepala Badan Ketahanan Pangan yang diwakili Simon Yusuf Mailoa dan
Koordinator Solid Herwilin diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di ruang
rapat pimpinan, Selasa (19/11).
Bupati HM Nurdin Abdullah menyambut
baik kehadiran para petani Seram Barat yang ingin belajar pertanian dan
peternakan di Bantaeng.
Ia kemudian mengemukakan kondisi
daerah berjuluk Butta Toa pada 2008 yang masih termasuk daerah tertinggal di
Indonesia akibat kemiskinan, pengangguran, infrastruktur yang minim serta
menjadi daerah rawan bencana.
Kini, kondisi tersebut sudah
tidak ditemukan lagi berkat kerja keras pemerintah bersama masyarakat.
Menurut Bupati, Indonesia merupakan
Negara yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang kaya, hanya saja belum ada
kesungguhan dan rasa memiliki para elit.
Karena itu, ia berharap, jajaran
pertanian Seram Barat membangun seolah membangun rumah sendiri, maka
pembangunan akan maju.
‘’Bila kita membangun rumah sendiri
tentu tidak ada korupsi karena ada rasa memiliki. Hal ini harus ditanamkan
kepada semua masyarakat agar bangsa ini bisa lebih maju,’’ urainya.
Masih menurut Bupati Bantaeng, pada
2010 dicanangkan Bantaeng sebagai Kabupaten Benih Berbasis Teknologi yan
dimaksudkan bisa menyediakan benih unggul untuk daerah.
Penyiapan benih tersebut disertai
perbaikan system tanam dengan menerapkan Legowo 21. Sayangnya, pusat dan
provinsi belum sepakat untuk memanfaatkan benih lokal berkualitas.
‘’Kita masih senang impor padahal
pengembangan benih sendiri jauh lebih baik,’’ tambah Nurdin Abdullah seraya
menyebut komoditi unggulan lainnya seperti talas yang tak hanya bisa dikonsumsi
tetapi juga memiliki pasar ekspor ke Jepang.
Dengan kondisi alam yang subur di negeri
ini seharusnya Indonesia menjadi Negara pengekspor pangan, namun kenyataannya,
kita menjadi pengimpor.
Karena itulah, kehadiran pemerintah
harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terang Bupati yang pada
kesempatan tersebut didampingi Kadis Pertanian dan Peternakan H Syamsul Alam,
Kepala Badan Ketahanan Pangan Zainuddin, dan sejumlah petinggi lingkup
pertanian lainnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan
Pangan Seram Barat ang diwakili Simon Yusuf Mailoa mengemukakan pemilihan
Kabupaten Bantaeng menjadi lokasi study banding.
Menurutnya, sejak program Solid
diberlakukan di daerahnya pada 2009, petani menyambut baik dan berjalan hingga
saat ini.
Namun untuk menambah keunggulan
produk pertanian Seram Barat, diperlukan inovasi. Salah satu daerah yang
dikenal memiliki inovasi di bidang pertanian adalah Bantaeng.
‘’Karena itu kami datang untuk
menimba ilmu. Kami datang untuk belajar dan mengadopsi teknologi di bidang
pertanian yang dapat diterapkan di daerah kami,’’ ujar Simon Yusuf Mailoa.(hms)
0 komentar: