Bantaeng, 15/12 – 2013 – Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat
(Sulselbar) H A Suryadarma Belo, SH mengaku terkesan dengan pembangunan di
Kabupaten Bantaeng.
Pria kelahiran Kabupaten Sengkang 56
tahun silam itu mengaku beberapa kali ke Bantaeng, terutama ketika ada
keluarganya yang menjadi pejabat pertanian.
‘’Dulu kami sering ke permandian
alam Eremerasa bersama keluarga,’’ katanya pada malam ramah tamah Pemda
Kabupaten Bantaeng dengan jajaran Pengadilan Tinggi Sulselbar di anjungan
Marina Beach Hotel Korong Batu, Sabtu (14/12).
Malam ramah tamah tersebut dihadiri
Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng Bambang Ekaputra, SH, MH, Hakim Tipikor
H Imran Arief SH, para Ketua Pengadilan Negeri se Sulsel dan Muspida.
‘’Kami sudah sering membaca di
berbagai media, termasuk melihat di TV tentang Bantaeng. Dan yang terakhir kami
membaca pernyataan Ketua DPR RI Marzuki Alie yang menyebut Bupati Bantaeng
pantas menjadi menteri,’’ urainya.
Karena itu, kami turut mendo’akan
sebab melihat yang sudah dilakukan dalam membangun Bantaeng, memang wajar.
Bantaeng yang dulu dengan sekarang sangat jauh perbedaannya, jelasnya.
‘’Saya sangat berharap pak Marzuki
benar. Kami semua mendukung Nurdin bisa berkiprah ke tingkat nasional,’’ tambah
mantan Ketua PT Kalimantan Tengah itu.
Ia kemudian mengemukakan karirnya di
pengadilan berawal dari kampong kelahirannya di Sengkang selama 13 tahun
kemudian dimutasi ke Makassar.
Andi Suryadarma kemudian dimutasi ke
Mamuju (7 th), Soppeng (5 th), ke Papua yang membawahi Timika (10 th), ke
Takalar (8 bln), kemudian ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Setelah itu, dia dimutasi ke Aceh (2
th) hingga peristiwa Sunami, namun kala itu, ia sedang bertugas ke Bandung,
namun rumahnya rata tanah. Setelah itu, Andi Suryadarma dimutasi ke Makassar(3
th) kemudian ke Padang, Sumatera Barat (7 bln) dengan jabatan Wakil Ketua.
Dari Padang, dia dimutasi ke
Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan jabatan Ketua Pengadilan Tinggi (2 th). Ia
kemudia dimutasi lagi ke Surabaya Jatim dengan jabatan Wakil Ketua.
Kemudian ke Samarinda Kalimantan
Timur (Kaltim) selama 1 tahun, 3 bulan. Andi Suryadarma kemudian dimutasi lagi
ke Pengadilan Tinggi Sulselbar di Makassar dengan jabatan Ketua hingga kini.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
menyatakan rasa syukur karena Ketua PT Sulselbar berkesempatan menginap di
Bantaeng. Ia kemudian menjelaskan, jatuh bangun dalam membangun daerah berjarak
120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota provinsi Sulsel.
Kabupaten Bantaeng, jelas Nurdin
merupakan salah satu kabupaten tertinggal bersama 199 kabupaten/kota lainnya di
Indonesia. Tentu saja infrastrukturnya sangat minim dengan belanja pegawai yang
mencapai 72 persen.
Selain kemiskinan dan pengangguran
yang tinggi, posisi geografisnya juga rawan bencana. Karena itu, pada awal
pemerintahan, Bantaeng masih dilanda banjir.
Karena itu, pada 2009 dilakukan
pembenahan dengan memenej jalur air yang tidak teratur dan menjadi penyebab
banjir di Kota dengan membangun Cekdam Balang Sikuyu.
Cekdam multi fungsi tersebut
berfungsi dengan baik sehingga Bantaeng kini selamat dari banjir tahunan.
Cekdam tersebut bahkan tak hanya berfungsi untuk mengalihkan air tetapi juga
menjadi penyimpan pada musim kemarau sekaligus menjadi fasilitas rekreasi.
Setelah itu, barulah dilakukan
penataan di dalam kota serta membangun sejumlah fasilitas. Desa juga dibangun
disertai penyiapan dana melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Namun yang memiriskan, angka
kematian ibu melahirkan cukup tinggi mencapai angka 15 hingga 20 orang/tahun.
Belum lagi penyakit masyarakat lainnya.
Untuk menyentuh kesehatan masyarakat
tersebut, Pemda menghadirkan Brigade Siaga Bencana (BSB) yang didukung 20 orang
dokter dan 16 perawat.
Untuk memudahkan pergerakan
pelayanan kepada masyarakat, Nurdin Abdullah ke Jepang untuk memulung
ambulance. Hasilnya, angka kematian ibu melahirkan bisa ditekan hingga nol.
Kini, sejumlah investor menanamkan
modalnya yang mencapai triliunan rupiah. Bantaeng sendiri diprediksi akan
menerima Rp 1,8 triliun dalam bentuk pendapatan daerah pada tahun 2018.
Ia berharap, kekompakan yang sudah
terbangun dengan semua pihak, termasuk dengan Muspida dan masyarakat tetap
terpelihara sehingga investasi yang masuk secepatnya beroperasi.(hms)
0 komentar: