Bantaeng, 04/12 – 2013 – Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah berharap semakin banyak
daerah yang memberi perhatian terhadap tanaman pangan agar negeri ini bisa
mencapai kedaulatan pangan.
‘’Sebagai negara agraris, malu kita
menjadi negara pengimpor bahan pangan,’’ katanya saat berbicara dengan Walikota
Gunung Sitoli, Nias, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Rabu (4/12).
Menurut Bupati HM Nurdin Abdullah,
tidak pantas Indonesia mengimpor bahan pangan sebab lahan kita cukup luas dan
tersebar di seluruh nusantara.
Karena itu, ia menyambut baik
keinginan Walikota Gunung Sitoli bekerjasama mengembangkan talas safira. Selain
dapat dikonsumsi menjadi bahan pangan juga bernilai ekonomi tinggi.
‘’Bila semua daerah menanam talas,
tentu kita mejadi Negara pengekspor talas terbesar dunia,’’ ujarnya seraya
menyebut kebutuhan talas Negara Jepang yang mencapai 360 ribu ton/tahun.
Kebutuhan talas sebanyak itu, selama
ini dipasok dari China. Namun berdasarkan hasil penelitian, talas safira
Indonesia lebih baik dari talas China yang sudah terkontaminasi pupuk kimia.
Karena itu, Jepang melirik Indonesia
sebagai Negara yang bisa memenuhi kebutuhan talas masyarakatnya. Ini merupakan
pasar yang baik dan harus dimanfaatkan, ujarnya.
Untuk pengembangan tanaman ini,
Bupati berjanji akan membantu Gunung Sitoli, baik dalam pengadaan bibit maupun
pemasarannya.
Walikota Gunung Sitoli Martinus Lase
menyambut baik keinginan Bantaeng untuk membantu. ‘’Kami sangat senang dan
berharap sinergi tersebut bisa secepatnya berjalan,’’ urainya.
Martinus Lase mengatakan, tahap awal
pihaknya menyiapkan lahan seluas 400 Ha. Lahan tersebut selama ini menjadi ahan
tidur dan untuk menjamin pembibitannya, Pemda Gunung Sitoli menyiapkan areal
seluas 3 Ha.
Untuk pembibitan tersebut, Pemda
telah menyiapkan dananya. Ia berharap, lahan di Gunung Sitoli cocok untuk jenis
tanaman ini sebab kondisinya mirip dengan lahan di Kabupaten Bantaeng.
‘’Wilayah kami juga ada laut, gunung
dan dataran,’’ terang Martinus yang berharap tenaga ahli dari Bantaeng bisa
melihat langsung kondisi lahan wilayahnya.
‘’Kami sangat antusias dan
mudah-mudahan cocok agar masyarakat kami yang berjumlah 128 ribu jiwa bisa
meningkat kesejahteraannya,’’ tuturnya berharap.(hms)
0 komentar: