Selamat Datang di Blogspot Staf Bupati Bantaeng Alamat : Jl. A. Manappiang No.5 Kabupaten Bantaeng - Telepon ( 0413 ) 21001, fax ( 0413 ) 22765 Propinsi Sulawesi Selatan, terima kasih,..atas kunjungan anda. Wassalam
Silahkan Mengganti Tema Latar yang di inginkan


Mahasiswa STPP Gowa PKL di Bantaeng



 
Bantaeng, 28/04 – 2014 – Sebanyak 211 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kabupaten Gowa melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Kabupaten Bantaeng.
 
Para mahasiswa jurusan pertanian dan perikanan yang berasal dari berbagai provinsi di Sulawesi dan Papua tersebut di tempatkan pada 9 desa di 4 kecamatan se Kabupaten Bantaeng.
Pembantu Ketua I STPP Gowa Dr Ir Syaifuddin Anwar MP mengatakan, pemilihan lokasi di Bantaeng yang akan berlangsung hingga 7 Juni 2014 tersebut didasarkan kemajuan berbagai bidang terutama bidang pertanian yang cepat di daerah berjuluk Butta Toa.
 
‘’Semula, ada beberapa daerah yang dilirik untuk dijadikan lokasi PKL, namun pada saat penentuan, disepakati di Kabupaten Bantaeng karena kemajuan berbagai bidang terutama bidang pertanian yang cepat,’’ tuturnya.
Ia berharap, mahasiswa yang melakukan PKL dapat menjadi pendamping petani yang baik agar petani memiliki kemampuan untuk mengolah lahannya dengan baik.
Syaifuddin Anwar juga berpesan, selama mengikuti PKL mahasiwa dituntut mampu melihat dan mempelajari budaya yang berkembang di tengah masyarakat.
 
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kehadiran mahasiwa penyuluh pertanian di wilayah kerjanya. Ia berharap, mahasiswa melakukan saling tukar pengalaman (sharing) untuk memajukan bangsa.
 
Menurut bupati, sektor pertanian mengalami ‘’kecelakaan sejarah’’ terbukti dengan impor berbagai jenis, termasuk impor pisang dan beras serta produk pertanian lainnya.
‘’Saya menyebut kecelakaan sejarah sebab dalam kondisi krisis ekonomipun petani kita masih bisa menikmati hasil. Potensi sumber daya alam yang memadai tidak pantas menjadikan negara kita sebagai negara pengimpor hasil pertanian dan perkebunan,’’ terangnya.
 
Dengan potensi yang kita miliki seperti tanah yang subur dan lahan yang terhampar di seluruh nusantara, seharusnya kita menjadi negara pengekspor produk pertanian, tambahnya.
Karena itu, ia berharap mahasiswa STPP mampu membangun integritas yang baik agar pertanian bisa maju. ‘’Orang yang bekerja di bidang pertanian juga harusnya mendapat penghargaan yang setimpal,’’ terangnya.
 
Dengan begitu, orang-orang yang berkecimpung di sektor ini akan lebih bersemangat. Ia kemudian memberi contoh sektor kesehatan di Bantaeng yang menghadirkan Brigade Siaga Bencana (BSB).
Kehadiran fasilitas yang ditunjang 20 dokter, ditambah 18 tenaga perawat dan penunjang lainnya mampu membalik kebiasaan masyarakat yang semula malas ke dokter, kini cukup menekan 113, ambulance bersama dokter dan perawat akan tiba di lokasi.
 
Berkat kesadaran tersebut, angka kematian ibu dan anak di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota provinsi Sulsel ini menjadi nol.
 
Untuk menunjang pelayanan, personil dokter dan penunjangnya diberi insentif yang sesuai.
‘’Bila anggaran bibit nasional yang mencapai Rp  9 triliun digunaan untuk menunjang kegiatan penyuluh pertanian, hasilnya tentu lain. Bila penyuluh dibawa study banding ke Tailand atau Negara maju lainnya, maka sekembalinya di tanah air sudah mampu membuat pembibitan/penangkaran sendiri yang lebih berkualitas,’’ tambahnya.
 
Ini harus disadari bahwa tulang punggung negara kita pada sektor pertanian. Karena itu, para penyuluh menjadi kunci. ‘’Selama ini, para penyuluh hanya bersemangat menjelang pesta demokrasi baik tingkat kabupaten maupun nasional karena dibekali sesuatu,’’ ujarnya lagi.
Di Bantaeng, jelas Bupati HM Nurdin Abdullah sudah tidak ada yang begitu. ‘’Kita sudah mengembangkan rekeyasa teknologi dan melakukan penangkaran sendiri. Demikian pula dengan penyediaan pupuk, sudah dibangun industrinya.(hms)

0 komentar:

Komentar

Komentar Terbaru

CREATED BY : Dedy Unsat.net