Bantaeng, 21/5 – 2014 - Sebanyak 200-an Kepala Kampung dan Badan Musyawarah Kampung
yang berasal dari 6 kabupaten di Provinsi Papua melakukan study banding (Stuba)
di Kabupaten Bantaeng.
Para Kepala Kampung dan Badan
Musyawarah Kampung tersebut masing-masing berasal dari Kabupaten Jayapura,
Merauke, Supiori, Kaimana, Fakfak dan Kabupaten Manokwari.
Para Kepala Kampung dari Jayapura didampingi
Wakil Bupati Robert Djoenso. Demikian pula dengan para Kepala Kampung dari
Kabupaten Supiori didampingi Wakil Bupati Yan Inbab.
Sedang Kepala Kampung dari Kabupaten
Kaimana didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Rita Terupun, Kabupaten Fakfak
didampingi Kepala BPM Nasya Suarni, sedang peserta dari Kabupaten Manowari
didampingi Kepala Bappeda Yohan A Waryo.
Kedatangan para tamu dari ujung
timur Indonesia tersebut difasilitasi lembaga nirlaba Australia Indonesia
Partnership Decentralitation (AIPD) yang dipimpin Anton Tarigan.
Selama berada di Kabupaten Bantaeng,
tamu dari mutiara timur tersebut melakukan pertemuan dengan berbagai pihak,
termasuk melakukan kunjungan ke Desa Rappoa Kecamatan Bantaeng dan Desa Bonto
Tangnga di Kecamatan Ulu Ere.
Pertemuan dan kunjungan tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berharga yang kelak dapat diterapkan di
kampong halaman masing-masing.
Sebelum mengunjungi obyek dimaksud,
peserta Stuba diterima plt Sekda H Abd Latief Naikang di Tribun Pantai Seruni,
Selasa (20/5) malam.
Abd Latief berharap, kehadiran
peserta Stuba dapat memanfaatkan kesempatan untuk saling tukar pengalaman untuk
meningkatkan pembangunan di daerah masing-masing.
Bantaeng dalam beberapa tahun
terakhir banyak mendapat kunjungan, baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri untuk saling bertukar pengalaman.
Kunjungan ke daerah berjuluk Butta
Toa ini menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat.
Salah satu yang menjadi ajang Stuba,
selain kehadiran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di seluruh desa di Bantaeng,
juga kehadiran Brigade Siaga Bencana dan peningkatan di bidang pertanian.
Perkembangan pesat tersebut terjadi
setelah daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini dipimpin
HM Nurdin Abdullah.
‘’Bapak Bupati memanfaatkan
jaringannya hingga ke Jepang untuk membangun daerah yang pernah tercatat
sebagai salah satu daerah tertingga di Indonesia ini,’’ terangnya.
Tidak heran, bila Bantaeng yang
memiliki APBD terkecil di Sulsel juga mampu membangun tanpa menggunakan dana
APBD.
Sebelumnya, Wakil Bupati Jayapura
Robert Djoenso yang mewakili peserta, berharap kepada Kepala Kampung dan Badan
Musyawarah Kampung agar dapat menimba ilmu dengan baik.
‘’Pelajari apa yang didengar dan
dilihat di daerah ini agar dapat diterapkan di kampong halaman sehingga daerah
kita juga bisa maju,’’ tuturnya.(hms)
0 komentar: