Selamat Datang di Blogspot Staf Bupati Bantaeng Alamat : Jl. A. Manappiang No.5 Kabupaten Bantaeng - Telepon ( 0413 ) 21001, fax ( 0413 ) 22765 Propinsi Sulawesi Selatan, terima kasih,..atas kunjungan anda. Wassalam
Silahkan Mengganti Tema Latar yang di inginkan


Penyuluh Pertanian ASEAN sepakat tiru pola Bantaeng




 
 Bantaeng, 12/5 – 2014 – Para penyuluh pertanian dari 7 negara ASEAN (Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Myanmar, Laos dan Indonesia) sepakat akan menerapkan pola yang sudah dilihat di Kabupaten Bantaeng.
 
‘’Kami sangat membutuhkan transfer teknologi dari daerah ini, terutama pola pembibitan,’’ kata Dararith, peserta Regional Training Course on Production and Cereal (Corn) dari Kamboja.
Menurut dia, petani Kamboja belum mengerti system pembibitan. Karena itu, kami sangat berharap, usai pelatihan ini, tetap dilakukan kerjasama agar bisa diterapkan sebab tanah Kamboja cukup subur.
 
‘’Kami terkendala sumber daya manusia dan teknologi,’’ tambah Dararith yang didampingi sejumlah peserta lainnya. Ia kemudian mengemukakan kekagumannya terhadap kemampuan kelompok tani melakukan perakitan mesin-mesin.
‘’Beberapa teknologi yang kami gunakan di Kamboja masih impor, sementara Kelompok Tani di Bantaeng sudah bisa merakit sendiri. Kami juga kagum dengan banyaknya variasi yang bisa dihasilkan dari produk pertanian,’’ tambahnya.
 
Hal senada juga dikemukakan peserta lainnya, baik dari Myanmar (Thant Lwin Oo), maupun dari Malaysia (Sitti Ruhaida), dan Roy Tamayo dari Filipina.
Selama di Kabupaten Bantaeng, peserta Regional Training Course on Production and Cereal (Corn) melihat system pengeringan jagung (silo) dan pengemasan benih jagung berbasis teknologi yang dikelola kelompok Tani Bunga Harapan di Desa Kaloling Kecamatan Gantarangkeke.
 
Peserta yang didampingi Staf Ahli Bupati Bantaeng bidang Pertanian Dr Mokhtar Nawir juga menyaksikan pengolahan hasil pertanian menjadi chip jagung serta produk keripik talas dan wortel yang sudah diproduksi dan dipasarkan.
Rombongan penyuluh pertanian dari 7 negara ASEAN tersebut juga melihat produksi jagung hybrida dari Badan Ketahanan Pangan serta pabrik pupuk lepas lambat (SRF) dan pabrik benih berkemampuan 5 ton/hari di Sasayya.  
 
Peserta dari Filipina Roy Tamayo mengaku kagum dan banyak hal yang diketahui dari kunjungan. Ia mengatakan, keberhasilan Bantaeng karena didukung Pemerintah dan masyarakat.
‘’Kami melihat semua berjalan karena ditunjang kepedulian pemerintah dan masyarakat sehingga tidak ada lahan kosong. Ini sesuatu yang berbeda dengan di tempat saya yang kurang mendapat support,’’ tandasnya.
 
Sitti Ruhaida dari Malaysia juga member apresiasi karena Bantaeng tak hanya mengutamakan penduduknya tetapi juga sudah mensuplai daerah lain.
‘’Semua proses menarik perhatian, terutama system pengeringan dan kemasannya,’’ tambah Thant Lwin Oo dari Myanmar. 
 
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku Ir Kemal Mahfud MM mengatakan, selain peserta dari Negara tetangga, juga sejumlah peserta dari Indonesia, masing-masing dari Kalimantan, Jambi, Lampung, Malang, Bogor, Manado, Palu dan Sulsel.
Wakil Bupati Bantaeng H Muhammad Yasin yang menerima peserta tersebut mengemukakan inovasi bidang pertanian dilakukan untuk menjawab keterbatasan lahan.
 
‘’Berkat inovasi tersebut, pertanian Bantaeng lebih maju, terutama sejak visi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi diterapkan sejak 2010,’’ urainya. (hms)

0 komentar:

Komentar

Komentar Terbaru

CREATED BY : Dedy Unsat.net