ADB JAJAKI PROYEK PIPANISASI BATU MASSONG
Bank Pembangunan Asia (ADB) menjajaki
kemungkinan pemberian bantuan terhadap pembangunan proyek pipanisasi
Batu Massong di Kecamatan Tompobulu, Bantaeng.
Penjajakan tersebut
dilakukan dengan melihat langsung kondisi di lapangan yang difasilitasi
langsung Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI Prasetyo Muchsin. Kunjungan
lapangan yang juga disertai pejabat dari Ditjen Bangda, Bappenas dan
Dinas PU Pengairan Provinsi Sulsel,
Rabu (27/2) sore itu diantar
langsung Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, Kepala Dinas Pertanian dan
Perkebunan Syamsu Alam. Partnership Programmes Coordinator Unesco-IHE
(Institute for Water Education) Jetze C Heun mengatakan, usai peninjauan
ini akan dilakukan pengkajian lebih jauh. Bila tidak memungkinkan
memperoleh bantuan lunak Loan,
akan diupayakan memperoleh bantuan APBN,
tambah Indra dari Ditjen Bangda. Menurutnya, proyek ini harus
dituntaskan karena akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Proyek pipanisasi sepanjang 16 kilometer tersebut akan
mengaliri lebih dari 5 ribu ha areal persawahan tadah hujan. Untuk
menjangkau areal sebanyak itu, dibutuhkan pipanisasi yang memanfaatkan
air Batu Massong. Bupati Bantaeng HM
Nurdin Abdullah optimistis, bila proyek ini berhasil dirampungkan, selain dapat mengalirkan air bersih ke masyarakat, areal persawahan yang semula hanya sekali tanam/tahun, akan meningkat hingga 3 kali tanam seperti di kecamatan lainnya. ‘’Selama ini, petani kadang tiga kali menanam, syukur bila ada yang berhasil,’’ terang Kadis Pertanian Syamsu Alam.
Menurutnya, Kabupaten Bantaeng memiliki iklim spesifik, ada wilayah basah selama 8 bulan dan ada daerah yang bercurah hujan rendah yakni rata-rata hanya 3 hingga 4 bulan dalam setahun. Wilayah kering tersebut meliputi Kecamatan Pa’jukukang dan sebagian Gantarangkeke.
Untuk mengaliri wilayah kering yang mencapai 5 ribu Ha lebih itu, Pemda berupaya membangun jaringan pipa memanfaatkan air sungai Batu Massong. Proyek sepanjang 16 kilometer ini diprediksi menghabiskan anggaran Rp 46 miliar.
Hingga kini, proyek yang sudah dimulai sejak 2011 itu sudah menjangkau 1 kilometer lebih menggunakan anggaran APBD dalam bentuk percepatan infrastruktur daerah sebesar Rp 2,7 miliar, bantuan sosial (Bansos) Ditjen PSP Rp 4 miliar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 2,5 miliar.(hms)
0 komentar: