TMU PASTIKAN INVESTASI RP 5 TRILIUN
Setelah menyatakan ketertarikannya
berinvestasi di Bantaeng dan melihat langsung kondisi daerah ini,
perusahaan nasional PT Titan Mineral Utama (TMU) akhirnya memastikan
berinvestasi. Kepastian investasi senilai Rp 5 triliun tersebut ditandai
penandatanganan naskah kesepahaman (memorandum of understanding/MOU)
antara Pemda Kabupaten Bantaeng dengan TMU di rumah jabatan Bupati
Bantaeng, Jum’at (1/3) malam.
Penandatanganan naskah MOU tersebut
dilakukan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah dengan Direktur Utama PT
TMU Warsito Hans Tanudjaja disaksikan mantan Wakil Kementerian BPKM
Yusran, Pelaksana Sekda H Zainuddin Tahir, Muspida dan pimpinan SKPD se
Kabupaten Bantaeng. ‘’Ini awal dari kerjasama yang bertujuan investasi
dan diharapkan bermanfaat terhadap semua pihak,’’ terang Warsito Hans
Tanudjaja. Ia mengakui, langkah cepat dilakukan karena merasa sangat
akrab. Kecepatan dalam bekerja, kebijakan dan arahan yang sangat memberi
rasa nyaman, aman dan kepastian. Dan ini hanya ada satu di Indonesia,
tuturnya.
‘’Saya semula merinding, dan setelah itu, saya merasa hangat
sebab belum ada pemimpin daerah yang baru ketemu beberapa kali, sudah
langsung akrab,’’ tambah Dirut perusahaan yang bekerjasama perusahaan
asing itu. Untuk mewujudkan harapan ini, Warsito Hans Tanudjaja
berharap dukungan semua pihak agar
berjalan sesuai harapan, terutama pada saat pembebasan lahan agar proyek
bisa secepatnya direalisasi. Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
menilai, MOU sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan
industri pengolahan bijih nikel (smelter) di Kawasan Industri Bantaeng
(KIBA). Pemda sendiri berkomitmen memberikan yang terbaik kepada
investor yang menanamkan modalnya di daerah berjarak 120 kilometer arah
selatan Kota Makassar. Salah satu kepastian selain membantu pengadaan
lahan, adalah penyediaan tenaga listrik.
Untuk hal ini, Pemda telah
menjalin kerjasama dengan PLN untuk penyediaan tenaga listrik. Dari 340
MW yang tersisa di Sulsel, melalui kerjasama dengan PLN, sudah dibagi ke
beberapa industri smelter yang lebih dulu seperti PT Bumi Bakti
Sulawesi, Earthstone Group, Macrolink Group dan beberapa industri
lainnya. PT Titan sendiri bersama mitranya menggunakan teknologi yang
lebih modern dan ramah lingkungan.
‘’Limbahnyapun dijadikan produk dan
airnya tidak boleh ke laut sebelum diolah,’’ tambah Nurdin Abdullah.
Tahap awal, perusahaan nasional ini akan memanfaatkan lahan seluas 200
Ha. Ini juga semakin meyakinkan pusat untuk pemanfaatan pelabuhan
Bonthain yang dijadikan pelabuhan pusat di bagian selatan Sulsel,
ujarnya.(hms)
0 komentar: