Bupati Kabupaten Bantaeng buku kuliah perda STIK AVICENNA
Bantaeng,
22/9 – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna Butta Toa
Bantaeng tahun ajaran 2012/2013 mengikuti kuliah perdana.
Kuliah perdana yang dilangsungkan di
rumah jabatan Bupati Bantaeng, Sabtu (22/9) itu diikuti 56 mahasiswa dan dibuka
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah sekaligus menjadi pemateri.
Perguruan tinggi pertama di
Kabupaten Bantaeng itu menyiapkan dua jurusan masing-masing jurusan D3
Kebidanan dan D3 Keperawatan yang sudah terakreditasi, bahkan ada yang
terakreditasi B.
Jurusan D3 Kebidanan dibina Dra Hj
Mariani Mansyur M.AP dan jurusan Keperawatan dibina langsung Ketua Prodi D3
Keperawatan Bau Caya S.Kep.NS, kata Ketua Badan Pengelola STIK Avicenna Butta
Toa Bantaeng Ir H Muh Kasang, M.Si
Menurut Muh Kasang, kehadiran
perguruan tinggi yang lebih awal hadir di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
dimaksudkan mengantisipasi program Pemda Kabupaten Bantaeng yang mendirikan
rumah sakit bertaraf internasional.
Karena itu, ia berharap mahasiswa
Avicenna belajar dengan baik hingga dapat mengukir prestasi dan pada akhirnya
dapat mengisi kebutuhan tenaga terampil di RS yang sedang dalam tahap
pembangunan gedung tersebut.
‘’Insya Allah, begitu gedungnya
selesai, mahasiswa angkatan 2012/2013 ini juga sudah selesai sehingga bisa
langsung mengisi peluang yang ada dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat,’’ urainya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah
menyambut baik kuliah perdana mahasiswa jurusan Kebidanan dan Keperawatan
Avicenna. Kehadiran STIK di kabupaten berjarak 120 kilometer ini sangat tepat
untuk mengantisipasi kehadiran RS Bantaeng.
Selain RS bertaraf internasional,
Bantaeng juga menyiapkan Brigade Siaga Bencana (BSB) yang juga membutuhkan
tenaga untuk mengantisipasi kondisi darurat.
Fasilitas satu-satunya di Indonesia
tersebut dilengkapi ambulance berfasilitas lengkap yang dapat memberikan
layanan kesehatan di tempat ataupun diantar langsung ke Puskesmas atau RS.
Untuk mengantisipasi kehadiran RS
tersebut, Bupati HM Nurdin Abdullah berharap mahasiswa segera mempersiapkan
diri untuk memberikan pelayanan yang mengutamakan kesopanan dan tutur kata yang
baik.
Memilih pekerjaan di bidang layanan
kesehatan harus bisa senyum dan memberi harapan kepada orang lain melalui
senyum. ‘’Perawat itu harus bisa bekerja ikhlas dan memberi layanan dengan
santun sehingga orang yang menderita sakit bisa merasakan pelayanan yang
baik,’’ tandasnya.
Bupati kemudian mengemukakan kondisi
daerah yang memiliki keterbatasan, terutama dari segi wilayah. Karena itu,
wilayah terkecil dengan dana APBD terkecil ini harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin agar bermanfaat.
‘’Tidak mungkin kita bisa
mengandalkan APBD karena jumlahnya sangat terbatas,’’ tandas Nurdin Abdullah
seraya berharap kerja keras semua pihak untuk bisa bangkit.
Ia kemudian memberi gambaran
pendapatan dari RS Prof Anwar Makkatutu yang semula hanya Rp 800 juta/tahun,
kini sudah meningkat tajam menjadi Rp 6 miliar pada 2011.
Ia berharap, kehadiran RS
internasional nantinya semakin meningkatkan pendapatan. Bupati juga menjelaskan
pembangunan RS baru dilakukan karena RS yang ada sudah berusia lebih dari 80
tahun.
Kehadiran RS tersebut juga
diharapkan mengantisipasi rujukan yang selama ini langsung ke Makassar. Dalam
kondisi tertentu, pasien yang dirujuk bisa saja meninggal dalam perjalanan.
Karena itu, kita berharap, tidak ada
lagi pasien yang meninggal dalam perjalanan hanya karena dirujuk ke Makassar,
tandasnya.
good News
BalasHapus