BUPATI PIMPIN STUDI LAPANG PENGEMBANGAN AGRO WISATA
Wakil Walikotamadya Batu, Malang Jawa
Timur H Ahmad Budiono memberi apresiasi terhadap pengembangan tanaman
appel di Kabupaten Bantaeng. ‘’Saya sangat bangga appel bisa tumbuh
dan berkembang dengan baik di Bantaeng,’’ katanya ketika menerima
peserta study lapang dari Kabupaten Bantaeng di aula Kantor Walikota
Batu,
Kamis (22/11). Study lapang yang dipimpin langsung Bupati
Bantaeng HM Nurdin Abdullah berjumlah 160 orang yang terdiri atas para
Lurah, Kepala Desa, Camat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan
pejabat pemerintahan lainnya. Menurut Ahmad Budiono, pengembangan
tanaman appel di luar Kota Batu sangat penting sebab kondisi tanaman
tersebut di Kota ini sudah mulai memudar.
‘’Kalau di Bantaeng semakin
berkembang dan sudah mencapai 60 ha, maka di Batu kini sudah semakin
mengalami penurunan,’’ urainya.
Hal tersebut terjadi akibat kesalahan
teknis masa lalu. Ketika itu, petani appel tergantung pada obat-obatan
dan vestisida. Akibatnya, tanah menjadi rusak dan untuk mengembalikan ke
organik membutuhkan proses dan waktu yang lama karena harus dinormalkan
terlebih dahulu. Ia berharap,
pengembangan tanaman appel di Bantaeng
yang tanahnya masih normal (perawan) diharap dapat menggantikan Kota
Batu sebagai daerah penghasil appel pada masa mendatang. Wakil
Walikotamadya Batu itu juga mengemukakan, selain wisata apel, daerah ini
juga memiliki
‘’Rata-rata, orang ke Batu lebih dari sehari agar dapat menjangkau wahana yang ada. Hal ini juga membuka rezeki di bidang perhotelan, dan industri lainnya, termasuk usaha kecil masyarakat,’’ urainya.
Masih menurut Wakil Walkot Batu, tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu sebanyak 2,5 juta orang,
sedang untuk tahun ini, hingga posisi Oktober 2012, angka tersebut sudah berhasil diraih. Perkembangan kepariwisataan di kota berpenduduk 200 ribu ini berdampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi tersebut mencapai 16,63% dan jumlah pengangguran yang tersisa 7,5%.
Angka kemiskinanpun menurun. Menurut data statistik Provinsi Jawa Timur, penduduk sangat miskin di Batu sisa 4,83%, terendah di Jatim.
Karena itu, bila Bantaeng memiliki potensi yang sama untuk pengembangan pertanian dan pariwisata, maka sebaiknya menghindari sisi negatifnya. ‘’Lebih baik mengembangkan wisata berbasis pertanian yang mengutamakan wisata keluarga dan edukasi. Wisata jenis ini, jauh lebih langgeng dibanding wisata maksiat,’’
tandasnya. Ia kemudian memberi gambaran daerah wisata lain di Indonesia yang dibumbui maksiat, maka hasilnya juga tidak maksimal dibanding perkembangan kepariwisataan di daerah ini, tambah Ahmad Budiono. (hms)
BUPATI PIMPIN STUDI LAPANG PENGEMBANGAN AGRO WISATA
BUPATI PIMPIN STUDI LAPANG PENGEMBANGAN AGRO WISATA
BUPATI PIMPIN STUDI LAPANG PENGEMBANGAN AGRO WISATA
0 komentar: