Selamat Datang di Blogspot Staf Bupati Bantaeng Alamat : Jl. A. Manappiang No.5 Kabupaten Bantaeng - Telepon ( 0413 ) 21001, fax ( 0413 ) 22765 Propinsi Sulawesi Selatan, terima kasih,..atas kunjungan anda. Wassalam
Silahkan Mengganti Tema Latar yang di inginkan


Kembangkan Jeruk Keprok di Kabupaten Bantaeng kerjasama CV MHM

KEMBANGKAN JERUK KEPROK, BANTAENG KERJASAMA CV MHM

Kabupaten Bantaeng menjalin kerjasama dengan perusahaan bibit CV Mitra Horti Mandiri (MHM) untuk pengembangan jeruk keprok. 

 Kerjasama dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan jeruk keprok Indonesia sekaligus menjadi upaya untuk mengurangi lajunya jeruk impor dari berbagai Negara selama ini.

 Sebagai tanda jalinan kerjasama tersebut, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah bersama Dirut CV MHM Heru Wicaksono menandatangani naskah MOU untuk pengembangan tanaman tersebut di kabupaten Bantaeng. Penandatanganan naskah kerjasama itu disaksikan pejabat dari Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kotamadya Batu Ir Sugen, 
 
Sekda Kabupaten Bantaeng HM Yasin, Asisten 1 Muslimin M, Kelompok Tani Makmur Abadi dan sejumlah pejabat lainnya.

 Menurut Bupati Bantaeng, kerjasama dengan petani di Kotamadya Batu ini merupakan lanjutan dari kerjasama empat tahun silam untuk pengembangan tanaman appel yang kini sudah dirasakan hasilnya. Kemitraan antar daerah ini perlu dibangun untuk mengembalikan kejayaan produksi buah lokal. Dan untuk pengembangan di kawasan timur Indonesia (KTI),
 

Nurdin Abdullah berharap, CV Mitra Horti Mandiri mengembangkan bibitnya di kabupaten Bantaeng. Ini seiring dengan visi kabupaten yang mengembangkan benih berbasis teknologi. Karena itu, Bantaeng diharapkan menjadi sentra pengadaan berbagai jenis bibit pada masa mendatang. 


 

Selain bibit jeruk keprok Batu 55, Pemda juga menjalin kerjasama dengan PT Buah Segar Indonesia untuk pengembangan buah naga. Tanaman ini dinilai cocok di kawasan pesisir dan dataran rendah. Pengembangan berbagai jenis tanaman ini menjadi penting sebab kondisi perbuahan di tanah air memprihatinkan. ‘’Masyarakat kini lebih senang mengkonsumsi buah impor, padahal dari segi rasa, buah local tidak kalah,’’ urai Bupati. Buah impor bahkan menggunakan pengawet yang bisa merusak. Hanya saja, dari segi penampilan, terutama dari sisi warna, buah impor lebih menarik. Karena itulah butuh inovasi agar buah local  


juga menarik sehingga lebih diminati masyarakat. Ia berharap, pengembangan jeruk keprok di Bantaeng dapat menguasai pasar Sulsel dan bila terus berkembang, maka secara otomatis juga bisa dikembangkan ke daerah lain. Bupati juga berharap, CV MHM melakukan pengawalan untuk mencegah munculnya hama serta cara memberantasnya bila ada pohon yang terjangkit. Ini menjadi penting sebab Kabupaten Bantaeng pernah mengembangkan tanaman jeruk, namun musnah terserang hama. Jeruk selayar yang juga dikenal luas masyarakat mengalami nasib yang sama, 

terserang hama. Karena itu, masalah pengendalian penyakit ini penting untuk memantapkan daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini sebagai kabupaten penyedia benih berbasis teknologi. Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada kesempatan itu juga menawarkan pengembangan tanaman talas kepada petani di Kotamadya Batu. 

Tanaman ini memiliki pasar ekspor ke Jepang dengan harga menarik. Selain menjadi komoditi ekspor, tanaman talas juga menjadi pangan altenatif di tengah masyarakat, tambahnya. Direktur Utama CV Mitra Horti Mandiri Heru Wicaksono menyambut baik kerjasama pihaknya dengan Pemda Kabupaten Bantaeng. 

Menurut Heru, selama ini pihaknya memproduksi bibit jeruk keprok Batu 55 sebanyak 17 ribu pohon, namun produksi tersebut sudah terserap, bahkan banyak permintaan yang tidak bisa dipenuhi. ‘’Ke depan, kami berencana meningkatkan produksi hingga 1 juta pohon sebab tanaman ini spesifik dan membantu program pemerintah untuk mengembalikan kejayaan jeruk keprok Indonesia,’’ tuturnya. Menurutnya, jeruk jenis ini sempat menghilang di pasaran karena telah dikuasi impor buah jeruk. Ia berharap, pengembangan di Kabupaten Bantaeng juga berjalan sukses seperti yang terjadi pada tanaman appel. 

 ‘’Pasarnya sangat baik. Bahkan 70 persen penduduk Jawa mengkonsumsi jeruk ini. Tapi kenapa kita masih impor padahal tanaman ini merupakan buah Indonesia,’’ tambahnya.(hms)




0 komentar:

Komentar

Komentar Terbaru

CREATED BY : Dedy Unsat.net