KEMBANGKAN JERUK KEPROK, BANTAENG KERJASAMA CV MHM
Kabupaten Bantaeng menjalin kerjasama
dengan perusahaan bibit CV Mitra Horti Mandiri (MHM) untuk pengembangan
jeruk keprok.
Kerjasama dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan jeruk
keprok Indonesia sekaligus menjadi upaya untuk mengurangi lajunya jeruk
impor dari berbagai Negara selama ini.
Sebagai tanda jalinan kerjasama
tersebut, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah bersama Dirut CV MHM Heru
Wicaksono menandatangani naskah MOU untuk pengembangan tanaman tersebut
di kabupaten Bantaeng. Penandatanganan naskah kerjasama itu disaksikan
pejabat dari Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kotamadya Batu Ir Sugen,
Sekda Kabupaten Bantaeng HM Yasin, Asisten 1
Muslimin M, Kelompok Tani Makmur Abadi dan sejumlah pejabat lainnya.
Menurut Bupati Bantaeng, kerjasama dengan petani di Kotamadya Batu ini
merupakan lanjutan dari kerjasama empat tahun silam untuk pengembangan
tanaman appel yang kini sudah dirasakan hasilnya. Kemitraan antar
daerah ini perlu dibangun untuk mengembalikan kejayaan produksi buah
lokal. Dan untuk pengembangan di kawasan timur Indonesia (KTI),
Nurdin
Abdullah berharap, CV Mitra Horti Mandiri mengembangkan bibitnya di
kabupaten Bantaeng. Ini seiring dengan visi kabupaten yang
mengembangkan benih berbasis teknologi. Karena itu, Bantaeng diharapkan
menjadi sentra pengadaan berbagai jenis bibit pada masa mendatang.
Selain bibit jeruk keprok Batu 55, Pemda juga menjalin kerjasama dengan PT Buah Segar Indonesia untuk pengembangan buah naga. Tanaman ini dinilai cocok di kawasan pesisir dan dataran rendah. Pengembangan berbagai jenis tanaman ini menjadi penting sebab kondisi perbuahan di tanah air memprihatinkan. ‘’Masyarakat kini lebih senang mengkonsumsi buah impor, padahal dari segi rasa, buah local tidak kalah,’’ urai Bupati. Buah impor bahkan menggunakan pengawet yang bisa merusak. Hanya saja, dari segi penampilan, terutama dari sisi warna, buah impor lebih menarik. Karena itulah butuh inovasi agar buah local
juga menarik sehingga lebih diminati
masyarakat. Ia berharap, pengembangan jeruk keprok di Bantaeng dapat
menguasai pasar Sulsel dan bila terus berkembang, maka secara otomatis
juga bisa dikembangkan ke daerah lain. Bupati juga berharap, CV MHM
melakukan pengawalan untuk mencegah munculnya hama serta cara
memberantasnya bila ada pohon yang terjangkit. Ini menjadi penting
sebab Kabupaten Bantaeng pernah mengembangkan tanaman jeruk, namun
musnah terserang hama. Jeruk selayar yang juga dikenal luas masyarakat
mengalami nasib yang sama,
terserang hama. Karena itu, masalah
pengendalian penyakit ini penting untuk memantapkan daerah berjarak 120
kilometer arah selatan Kota Makassar ini sebagai kabupaten penyedia
benih berbasis teknologi. Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada
kesempatan itu juga menawarkan pengembangan tanaman talas kepada petani
di Kotamadya Batu.
Tanaman ini memiliki pasar ekspor ke Jepang dengan
harga menarik. Selain menjadi komoditi ekspor, tanaman talas juga
menjadi pangan altenatif di tengah masyarakat, tambahnya. Direktur
Utama CV Mitra Horti Mandiri Heru Wicaksono menyambut baik kerjasama
pihaknya dengan Pemda Kabupaten Bantaeng.
Menurut Heru, selama ini
pihaknya memproduksi bibit jeruk keprok Batu 55 sebanyak 17 ribu pohon,
namun produksi tersebut sudah terserap, bahkan banyak permintaan yang
tidak bisa dipenuhi. ‘’Ke depan, kami berencana meningkatkan produksi
hingga 1 juta pohon sebab tanaman ini spesifik dan membantu program
pemerintah untuk mengembalikan kejayaan jeruk keprok Indonesia,’’
tuturnya. Menurutnya, jeruk jenis ini sempat menghilang di pasaran
karena telah dikuasi impor buah jeruk. Ia berharap, pengembangan di
Kabupaten Bantaeng juga berjalan sukses seperti yang terjadi pada
tanaman appel.
‘’Pasarnya sangat baik. Bahkan 70 persen penduduk Jawa
mengkonsumsi jeruk ini. Tapi kenapa kita masih impor padahal tanaman ini
merupakan buah Indonesia,’’ tambahnya.(hms)
0 komentar: