Bupati Sumba Tengah panen talas di Bantaeng
Bantaeng, 14/3 – 2013 – Bupati Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
Umbu Patenduk bersama Nyonya Nuning H Hudayati dan sejumlah stafnya melakukan
panen talas di Desa Mappilawing Kecamata Eremerasa, Kamis (14/3).
Panen yang juga diikuti Sekda H
Zainuddin Tahir, Kepala Badan Ketahanan Pangan Zainuddin, Kadis Kehutanan dan
Perkebunan Asaduddin Rahman dan sejumlah pimpinan SKPD dilakukan pada areal
setengah hektar.
Panen talas safira (talas tikus)
tersebut merupakan bagian dari kunjungan study banding Pemda Kabupaten Sumba
Tengah di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar.
Bupati Umbu S Patenduk yang memimpin
langsung kunjungan tersebut membawa Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Ir Martinus Jurumana, Msi, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Ir Agus S Rua.
Selain itu, rombongan tamu dari Nusa
Tenggara Timur itu juga membawa Kepala Bidang Kehutanan Umbu Djoka S.Hut, Msi,
Kepala Kantor Perizinan Satu Pintu Franki HU Udang, SE, Msi, Kepala BKD Nuning
Hermin Hudayati SH.
Kedatangan Umbu S Patenduk disambut
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, Sekda H Zainuddin Tahir, Kadis Pertanian H
Syamsu Alam, Kadis Kesehatan dr Hj Takudaeng, Kepala Inspektorat Akil Reza,
Kepala BKD Sudarni dan sejumlah pimpinan SKPD lainnya di rumah jabatan Bupati
Bantaeng.
Bupati Umbu S Patenduk
mengatakan, kedatangannya untuk belajar pertanian, terutama pengembangan talas
karena topografi daerahnya dengan Kabupaten Bantaeng ada kemiripan.
‘’Kami dari jauh datang karena juga
mendengar perkembangan Kabupaten Bantaeng yang begitu dahsyat. Kami merasa
Bantaeng muncul bagai lilin yang terpencar hingga menembus batas wilayah. Tak
hanya di NTT tetapi juga di Asia,’’ tuturnya.
‘’Kami ingin tahu kenapa lilin itu
begitu dahsyat padahal hanya mengandalkan kekuatan lokal. Bantaeng bahkan
muncul sebagai kekuatan baru keluar dari kemiskinan. Karena itulah kami datang
untuk belajar,’’ tambahnya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah mengaku
hanya meluruskan upaya untuk keluar dari kesulitan. Ini dilakukan bersama SKPD
dengan membentuk sebuah system agar tidak bertumpu pada seseorang.
Masih menurut HM Nurdin Abdullah,
sesungguhnya tidak ada yang hebat. ‘’Kami hanya memanfaatkan potensi dengan
baik dan membelanjakan anggaran yang ada sesuai kebutuhan, bukan keinginan,’’
tambahnya.
Sinergi antar bagian inilah yang
coba dilakukan secara terfokus, termasuk pengembangan talas dilakukan bukan
karena ada pasarnya tetapi lebih pada upaya penganekaragaman pangan.
Ini dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi dengan membuat sonasi pengembangan sesuai potensi wilayah sebab
Bantaeng terdiri atas wilayah pesisir, dataran rendah dan pegunungan.
Dan, program yang lebih menyentuh
masyarakat adalah dengan menghadirkan Brigade Siaga Bencana (BSB) yang siap
memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam 24 jam tanpa bayar.
Selain itu, masih ada layanan prima
melalui armada pemadam kebakaran (Damkar) berteknologi. Kedua fasilitas
tersebut merupakan bantuan Jepang untuk masyarakat Bantaeng.
Acara kunjungan dan study banding
Pemda Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di bidang
pertanian, agroforesti dan kehutanan tersebut diwarnai saling tukar
cinderamata.(hms)
0 komentar: