Gubernur canangkan pembangunan BLK di Bantaeng
Bantaeng, 13/7 – 2013 - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) H Syahrul Yasin Limpo mencanangkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar yang berlokasi di Kabupaten Bantaeng, Sabtu (13/7).
Pencanangan pembangunan fasilitas peningkatan sumber daya manusia berkualitas di Desa Baruga Kecamatan Pa’jukukang tersebut ditandai peletakan batu pertama oleh Gubernur H Syahrul Yasin Limpo, Dirjen Binalattas Abd Wahab Bangkona dan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah.
Peletakan batu pertama tersebut disaksikan Direktur Lemsar Ditjen Binalattas Ir Khairul Anwar, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, anggota DPRD Sulsel yang juga kandidat Walikota Makassar Adil Patu, Ketua DPRD Bantaeng Hj Novrita Langgara, unsur Muspida, pimpinan SKPD dan undangan lainnya.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada kesempatan itu juga menyerahkan sertifikat lahan yang dihibahkan dari Pemda Kabupaten Bantaeng kepada Dirjen Binalattas Abd Wahab Bangkona.
Syahrul Yasin Limpo menilai, pembangunan fasilitas pelatihan calon tenaga kerja ini menjadi momen yang baik untuk proses memajukan bangsa. ‘’Ini juga menjadi rahmat bagi masyarakat Sulsel, terutama masyarakat Bantaeng agar dapat bersaing global,’’ ujarnya.
Menurut Gubernur, tanpa peningkatan pengetahuan dan keterampilan, kita akan sulit bersaing dengan bangsa lain. Secara agamapun, disebutkan, hanya orang berilmu yang ditinggikan martabatnya oleh Allah, tandasnya.
Karea itulah, Diklat ini diharapkan mampu mencetak kader-kader pembangunan. ‘’Untuk apa jadi pejabat bila tidak ada kemajuan. Hidup dan jabatan itu singkat karenanya kita harus bisa melakukan sesuatu yang berarti. Bukan korupsi atau mengeruk tanah Negara bila sedang berkuasa,’’ urainya mengingatkan.
Ia kemudian mengemukakan rasa bangganya terhadap kepedulian Dirjen Binalattas Abd Wahab Bangkona. ‘’Saya bangga karena Dirjen yang kebetulan juga putra daerah mau berbuat untuk daerahnya,’’ ujar Syahrul. Gubernur Sulsel dua periode itu kemudian mengemukakan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya yang signifikan dan tertinggi di Indonesia. Ia memberi gambaran daftar tunggu jemaah haji yang kini mencapai 18 tahun, terbanyak di dunia.
di bidang pertanian (beras), 5 tahun lalu hasilnya hanya Rp 9 triliun, kini sudah mencapai Rp 19 triliun. Jagung yang semula hanya Rp 800 miliar sudah meningkat menjadi Rp 3,4 triliun. Ikan yang semula hanya Rp 1,8 triliun, menjadi Rp 5,2 triliun.
Demikian pula pendapatan (income) perkapita dari Rp 9 juta kini mendekati Rp 20 juta. Gubernur memprediksi 5 tahun ke depan pendapatan ini akan meningkat melewati Malaysia dan India atau sekitar Rp 50 juta.
Perkembangan tersebut harus bisa dibarengi penelitian dan teknologi agar produksi masyarakat bisa bertahan dan bersaing dengan produk sejenis. ‘’Dengan teknologi dan penelitian, kita berharap, beras bisa bertahan 2 tahun,’’ tambahnya seraya mengemukakan kesiapannya membantu bupati untuk mewujudkan Diklat ini lebih cepat.(hms)
0 komentar: