SKPD SULBAR BELAJAR PENATAAN LINGKUNGAN DI BANTAENG
Bantaeng, 03/12 – Sejumlah Tim Teknis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bersama konsultan PNPM, Lurah,
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Tim Inti Perencanaan Partisipatif
(TIPP) dan tenaga Ahli Perencanaan (TAP) Kabupaten Polman Provinsi
Sulawesi Barat (Sulbar) belajar Petanaan Lingkungan Pemukiman Berbasis
Komoditas (PLPBK) di Kabupaten Bantaeng.
Tim berjumlah 50 peserta yang
dipimpin Asisten Ekonomi Pembangunan dr Ardini tersebut diterima Bupati
Bantaeng HM Nurdin Abdullah, Wakil Bupati HA Asli Mustadjab dan Sekda HM
Yasin di ruang pola Kantor Bupati Bantaeng, Senin (3/12). Bupati
Bantaeng HM Nurdin Abdullah dalam sambutan penerimaannya menjelaskan
kondisi daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini
yang memiliki 3 sektor pengembangan. Daerah dengan fokus pertanian ini
berada pada posisi transisi sehingga memperoleh curah hujan selama 8
bulan,
meski ada satu kecamatan (Pa’jukukang) yang memiliki curah hujan
hanya 2 bulan dalam setahun. Menurut Bupati Bantaeng, dengan penduduk
yang lebih banyak bergerak di bidang pertanian, Pemda lebih fokus pada
pengembangan kapasitas di desa. ‘’Kami membangun dari desa sebab desa
memiliki potensi namun seringkali tidak memiliki kemampuan dana.
Pemerintah bahkan sering memberi dana minim. Kini, desa di Bantaeng
sudah ada yang memperoleh ADD mencapai Rp 600 juta,
’’ urainya. Melalui
dana yang lebih fokus ke desa tersebut, lebih banyak potensi yang bisa
diberdayakan melalui inovasi. Hasilnya, kecamatan di pegunungan kini
sudah tumbuh tanaman apel dan strawberry serta berbagai jenis tanaman
lainnya. Pengembangan ini juga dilakukan disetiap kecamatan disesuaikan
potensinya. Setelah itu, kita menjaga tata kelola pemerintahan agar
lebih fokus terhadap inovasi-inovasi yang dapat membantu peningkatan
produksi. Bupati HM Nurdin Abdullah mengakui,
tahun pertama menjadi bupati tidaklah
mudah, terlebih daerah ini dilanda banjir tahunan. Karena itulah, Pemda
membangun cekdam setelah mengetahui sumber air yang menjadi penyebab
banjir di kota. Masyarakat desapun diberi peningkatan wawasan disertai
perbaikan infrastruktur jalan agar produksinya mudah menjangkau pasar.
Pola ini cukup ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan, terutama pada
kantong-kantong kemiskinan. Dari sisi pelayanan kesehatan, masyarakat
Bantaeng telah hidup bagai di luar negeri sebab kehadiran Brigade Siaga
Bencana (BSB) mampu menjangkau seluruh masyarakat. Hanya dengan
menelpon ke 113,
BSB yang dilengkapi dokter akan tiba di rumah pasien.
Dokter akan memastikan, bisa diselesaikan di tempat atau dirujuk ke
rumah sakit. Kehadiran layanan kesehatan ini mampu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Selain itu, Pemda juga membangun rumah sakit
bertaraf internasional dan akan menjadi rumah sakit rujukan di bagian
selatan Sulsel, urainya. Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang)
Pemkab Polman dr Ardini mengatakan, rombongan yang disertai Ketua Komisi
III DPRD Polman Drs Hamzah memilih Bantaeng karena kondisi wilayah yang
mirip.
‘’Polman juga memiliki pantai, dataran rendah dan tinggi serta
sama-sama menjadi penyelenggara program PNPM,’’ ujar Ardini yang
mewakili Bupati Polman. ‘’Kami datang untuk belajar sebab Bantaeng di
tangan Nurdin Abdullah bisa melejit dalam waktu singkat. Karena itu,
kami datang untuk mengetahui kiat pengelolaan dan caranya sehingga
Bantaeng bisa lebih unggul,’’ urainya. Ia memberi gambaran PNPM
Perkotaan dimana Bantaeng juga lebih unggul.
‘’Kalau Bantaeng dapat 5,
Polman hanya dapat 3, urainya seraya mengemukakan kembali keinginan
rombongannya menimba ilmu dan pengalaman yang dapat diimplementasikan di
Polman.(hms)
0 komentar: