GERAK cepat yang dilakukan pasangan Nurani tidaklah sia-sia.
Secara kasat matapun pembangunan tersebar dari ujung ke ujung secara merata.
Bagi masyarakat yang ingin melakukan hajatanpun sudah tersedia gedung mewah
Balai Kartini.
Pergerakan ekonomi tentu saja turut
merebak ke seluruh lapisan. Di Desa ada Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang
mampu menyerap produksi petani. Bila terjadi gejolak harga, Pemda juga telah
membangun Resi Gudang yang bekerjasama Perbankan.
Fasilitas ini siap menjadi penyangga
produksi petani. Warga desapun sudah mampu membuat perencanaan sendiri untuk
membangun desanya.
Keberhasilan membangun dari desa
memaksa Kementerian Pengembangan Daerah Tertinggal (PDT) mengeluarkan Kabupaten
Bantaeng dari daftar daerah tertinggal.
Secara resmi, pencoretan dari daftar
daerah tertinggal tersebut dikeluarkan Oktober 2012. Bantaeng pun terus melaju
dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata provinsi dan nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
pertumbuhan ekonomi pada 2012 mencapai angka 8,9%, jauh di atas angka
pertumbuhan ekonomi daerah ini pada tahun 2008 yang hanya 5,37%.
Pendapatan (income) perkapita
masyarakat juga mengalami pertumbuhan dari Rp 5,5 juta pada tahun 2008
meningkat tajam menjadi Rp 14,13 juta pada tahun 2012.
Pertumbuhan tersebut tentu saja
menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang dari tahun ke tahun terus
berkurang. Pada 2008, angka pengangguran mencapai 12,09% dan pada 2012 menjadi
3,75%.
Angka kemiskinan pada 2008 mencapai
12,12% dan pada 2012 turun menjadi 5,89%. Sedangkan untuk Rumah Tangga Sasaran
(RTS) yang pada 2008 berdasarkan hasil PPLS sebanyak 17.713 KK (40,60%) dari
jumlah KK tahun 2008.
PPLS pada 2011 berdasarkan hasil
verifikasi tim nasional penanggulangan kemiskinan mencapai 12.298 KK (28,19%)
dari jumlah KK yang ada di Bantaeng.
Potret pencapaian pembangunan secara
makro tersebut tentunya bukanlah jaminan bahwa masyarakat Bantaeng secara umum
sudah berstatus sejahtera, namun pekerjaan rumah kita semua masih sangat
banyak, kata Bupati HM Nurdin Abdullah pada pidato akhir jabatannya di depan
anggota DPRD.
Menurut Bupati Bantaeng, selain
peningkatan pendapatan masyarakat, Pemda juga memperoleh peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD) murni yang dari tahun ke tahun juga menunjukkan trend
peningkatan.
Pada 2008, PAD berjumlah Rp 13,85
juta, tahun berikutnya meningkat menjadi Rp 15,46 juta kemudian mengalami
penurunan pendapatan pada 2010 akibat pemberlakuan peraturan yang membuat
sejumlah Perda dihilangkan.
Penurunan tersebut menjadi Rp 11,08
juta, namun pada 2011 kembali terjadi peningkatan penerimaan sebesar Rp 19,47
juta dan pada 2012 terjadi lonjakan menjadi Rp 25,28 juta.
Peningkatan juga terjadi terhadap
dana masyarakat yang tersimpan di Perbankan. Ini tergambar sejak 2007 yang
hanya Rp 178.731 juta menjadi Rp 233.117 juta pada 2008.
Tahun 2009 kembali terjadi
peningkatan menjadi Rp 271.084 juta, tahun berikutnya sebesar Rp 297.064 juta
dan pada 2011 melonjak menjadi Rp 505.889 juta.
0 komentar: