Periode Kedua Nurdin Abdullah Bupati Pilihan Rakyat Bantaeng
Pemimpin pilihan rakyat yang merakyat itulah Prof DR HM Nurdin Abdullah, M.Agr. Alumni Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) yang meraih gelar master dan doktor di Kyushu University Tokyo, Jepang ini didampingi Wakil Bupati H Muhammad Yasin, menurut rencana akan dilantik oleh Gubernur Sulsel H.Syahrul Yasin Limpo atas nama Mendagri pada 15 Agustus 2013 untuk kali kedua sebagai Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, periode 2013 - 2018.
Seperti
periode pertamanya 2008 - 2013, Nurdin Abdullah, guru besar akademik
yang menjabat bupati tersebut mendapat dukungan penuh dari berbagai
elemen masyarakat di kabupaten Bantaeng.
Bahkan untuk periode kedua,
rakyat dan partai yang melamarnya untuk maju kembali mencalonkan diri
sebagai bupati Bantaeng.
Dukungan
suara yang diperoleh ke periode kedua lebih dari 70 persen, suatu
rekor dukungan tertinggi yang diberikan rakyat pemilih selama ada
Pilkada langsung bupati/walikota di Sulawesi Selatan.
Tidak
banyak yang tahu, bahwa sejak dilantik sebagai bupati Bantaeng periode
pertama, 6 Agustus 2008, Nurdin Abdullah yang kelahiran Parepare, 7
Pebruari 1963 tersebut sudah menerapkan model blusukan keluar masuk
kampung dan pemukiman berdialog lepas dengan warga di wilayah
pegunungan, dataran rendah maupun nelayan yang bermukim sepanjang
pesisir pantai Bantaeng yang berbatasan dengan Laut Flores tersebut.
Selain
sering menyetir mobil sendiri, suami dari Ir Hj Liestiaty Fachruddin,
M.Fish hampir setiap pagi hari menyempatkan waktu bersepeda atau
berjalan kaki berkeliling kota Bantaeng yang sudah dua kali menerima
anugerah Piala Adipura sembari berdialog dengan rakyat di berbagai
tempat, mendengar lansung harapan dan aspirasi mereka.
Bupati
Nurdin Abdullah sering berbincang dengan pedagang Kaki-5, berdialog
dengan nelayan, petani, pengayuh becak hingga duduk lesehan bersama
warga menikmati kuliner di pesisir pantai kota, sehingga bukan cerita
luar biasa bagi warga Bantaeng. Rakyat merasakan betapa sosok Nurdin
Abdullah adalah pemimpin merakyat yang tak punya sekat birokrasi untuk
ditemui langsung berdialog dengan warga kapan dan dimana saja.
Rumah
jabatan bupati yang disediakan dengan segala fasilitasnya di tengah
kota Bantaeng, ibukota Kabupaten Bantaeng selama ini dijadikan sebagai
tempat menjamu serta menginap bagi tamu-tamu daerah. Nurdin Abdullah
bersama keluarga justru tinggal di rumah pribadinya di Bonto Atu, dimana
setiap subuh hari sudah terbuka dan selalu ramai didatangi warga
untuk berjumpa langsung bupati menyampaikan berbagai masalah
kemasyarakan yang dihadapi hingga mendialogkan masalah-masalah pribadi
kehidupan rumah tangga mereka. Masyarakat Bantaeng umumnya mengetahui
keterbukaan dan pelayanan bupati Nurdin Abdullah seperti itu.
”Sebagai
aparat pelayan masyarakat sebisanya sepanjang waktu tersedia kami
senantiasa berupaya dapat melayani terutama berkaitan dengan mencari
solusi dari permasalahan yang dihadapi, atau upaya-upaya untuk
meningkatkan usaha dan tingkat kesejahteraan mereka,” tutur Nurdin
Abdullah.
Selama
5 tahun kepemimpinan bupati Nurdin Abdullah dia mencanangkan program
The New Bantaeng dengan menetapkan pendekatan tiga kluster penanganan
dan pengembangan sesuai karakteristik dan potensi daerah yang tiga
dimensi — pegunungan, dataran dan pantai untuk peningkatan
kesejahteraan rakyat Bantaeng. Pengembangan potensi dilakukan diiringi
upaya besar-besaran membangun infrastruktur jalanan. Dari titik 0 di
dataran rendah jaringan jalan kini sudah mencapai wilayah-wilayah
pegunungan diketinggian 1.300 dpl dengan kondisi beraspal hotmix.
Sejumlah fasilitas berkaitan dengan pengembangan infrastruktur industri,
pariwisata, pelayanan kesehatan, dan pendidikan serta pelayanan dasar
lainnya sudah dihadirkan di Bantaeng. Hasilnya, angka kemiskinan yang
melebihi 12 persen (1998) kini sudah berahsil ditekan kurang dari 7
persen. Angka pengangguran dari lebih 12 persen menjadi sekarang sisa
sekitar 3 persen. Laju pertumbuhan ekonomi dari hanya 5 koma persen kini
menjadi 8,9 persen di daerah yang berpenduduk sekitar 170 ribu jiwa
tersebut.
Memasuki
pengabdian periode kedua sebagai Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah,
mantan Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia menyatakan,
tidak ada yang namanya program 100 hari sebagai target yang harus segera
diraih.
”Kami
akan tetap melaksanakan visi-misi dalam periode pertama yaitu
melanjutkan pelaksanaan program The New Bantaeng yang didisain untuk
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat selama 20 tahun ke
depan,” katanya.
Dalam
suatu dialog lepas dengan bupati Bantaeng yang juga adalah Ketua
Persatuan Alumni Mahasiswa Jepang (Persada) Sulawesi Selatan,
berulangkali ia menyatakan prinsip untuk tetap menggunakan APBD
diarahkan terutama untuk meningkatkan pendapatan serta tingkat
kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun infrastruktur di daerah akan
senantiasa diupayakan melalui dana-dana bantuan atau investasi. Alasan
Nurdin, dana APBD yang kecil akan habis terkuras jika juga dimanfaatkan
untuk membangun infrastruktur yang beranggaran besar.
Nurdin
berulangkali mengatakan, bupati atau walikota tak berperestasi tak akan
didengar oleh rakyatnya. ‘’Makanya, pemimpin rakyat itu sekarang
dituntut untuk bekerja yang dapat dirasakan rakyat, bukan lagi masanya
menonjolkan performance atau cassing yang indah, karena rakyat sekarang
sudah cerdas hanya akan mendukung langkah kerja yang memberi hasil
nyata,’’ katanya.
Memasuki
periode kedua, tampaknya ada tekad Nurdin Abdullah mengembangkan
industri-industri layanan dasar di kabupaten Bantaeng. Kini sudah ada 6
investor merencanakan membangun smelter atau pabrik pengolahan bijih
nikel dan bijih besi di Bantaeng. Investasinya sekitar Rp 20 Triliun.
Melalui MoU yang sudah ditandatangani dengan Badan Keuangan
Amerika-Eropa akan ada guyuran dana investasi sekitar Rp 1 triliun untuk
membangun dan mengembangkan Pelabuhan Laut di Kota Bantaeng. Ada
rencana investasi Rp 29 Triliun untuk membangun kilang pengolahan
minyak, bensin dan avtur di Bantaeng. Guna menopang pembangunan industri
tersebut sudah siap dibangun pembangkit listrik berkekuatan 600 Mega
Watt.
”Dari
pengembangan industri-industri tersebut daerah bisa mengembangkan
pungutan retribusi bagi peningkatan pendapatan daerah,” jelas Nudin
Abdullah.
Dari
berbagai kesempatan dialog, ada obsesi Bupati Nurdin Abdullah untuk
menjadikan Kota Bantaeng sebagai kota Water Front City yang menjadi
pusat pertumbuhan ekonomi baru, industri dan tujuan wisata di wilayah
selatan Sulawesi Selatan.
”Saya
ingin masyarakat Bantaeng hidup aman dan sejahtera, saya ingin rakyat
Bantaeng bangga sebagai orang Bantaeng karena daerahnya yang aman, maju
dan sejahtera,” kata Nurdin Abdullah. Selamat dan Sukses atas Pelantikan
HM Nurdin Abdullah dan Muhammad Yasin sebagai Bupati dan Wakil Bupati
Bantaeng periode 2013 - 2018.
0 komentar: