Bantaeng, 19/01 – 2014 - Perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang selama ini
dilakukan hendaknya dapat dipetik hikmahnya dengan baik sehingga menjadi bekal
dalam kehidupan kita sehari.
Dengan begitu, peringatan Maulid
Nabi Besar Muhammad SAW tak hanya menjadi kegiatan ritual semata, tetapi ada
hikmah yang bisa kita peroleh.
Hal itu dikemukakan Sekretaris
Daerah (Sekda) Kabupaten Bantaeng H Abd Latief Naikang pada peringatan haril
lahir Nabi Muhammad SAW 1435 H di Masjid Agung Syekh Abdul Gani, Sabtu (18/1)
malam.
Peringatan Maulid Akbar tersebut
merupakan kerjasama Pemda Kabupaten Bantaeng bersama Badan Kontak Majelis
Taklim, Muslimat NU, Badan Kontak Pemuda Remaja Masjid dan GP Anzor Kabupaten
Bantaeng.
Menurut Sekda yang mewakili Bupati
Bantaeng, berkah yang bisa dipetik dari Nabi Muhammad SAW diantaranya, sikap
disiplin termasuk dalam melaksanakan shalat lima waktu.
Bila persoalan disiplin tersebut
bisa dilaksanakan, Pemda tak lagi kesulitan memberikan pelayanan kepada
masyarakat karena sudah sejalan dengan pencanangan tahun 2014 sebagai tahun
disiplin bagi pegawai negeri sipil (PNS).
Selain pencanangan tahun disiplin,
tahun 2014 juga menjadi momen penting bagi masyarakat Bantaeng, sebab daerah
ini menjadi tuan rumah pelaksanaan Pekan Olahraga Antar Daerah (Porda) ke-15
yang akan dilaksanakan September 2014.
Porda tersebut juga dirangkaikan
pelaksanaan pekan olahraga penyandang cacat yang ketiga. Karena itulah, kita
berharap, Bantaeng bisa menjadi tuan rumah yang baik.
Karena itulah, Abd Latief Naikang
berharap, peringatan Maulid bisa menjadi pemicu kedisiplinan yang diharapkan
dapat diikuti seluruh lapisan masyarakat.
Pimpinan Pondok Pesantren Bahrul
Ulum yang juga dosen Universitas Islam Negeri Makassar Dr Mahmud Suyuti, S.Ag,
MA yang membawakan hikmah Maulid mengatakan, prilaku Nabi Muhammad patut
diikuti, diteladani dan menjadi contoh bagi kehidupan sehari-hari.
Meski begitu, dalam hal tertentu ada
yang tidak bisa kita ikuti karena menyangkut masalah pribadi. Misalnya saja
Nabi Muhammad menikah 9 kali.
Cara makannya juga sulit kita ikuti
karena Nabi makan dengan menggunakan tiga jari karena yang dimakan hanya kurma
dan gandum.
Secara fisik, Nabi berjenggot
sehingga menjadi trend dalam masyarakat orang memelihara jenggot, Namun hal ini
tidak bisa dipaksanakan karena tidak semua orang berjenggot.
Dalam hal berpakaian, istri Nabi
menutup seluruh badannya kecuali mata. Banyak juga di tengah masyarakat orang
mendalami agama setengah-setengah.
‘’Mungkin hanya mengikuti pesantren
kilat, setelah dia keluar, dia sudah pintar melarang-larang. Yang ini dan itu
haram. Misalnya saja dilarang makan di tempat orang meninggalatau tidak boleh
melakukan barzanji.’’
Akibatnya, barzanji yang semula
marak pada pesta perkawinan kini sudah berganti elekton, tambah Kepala
Laboratorium Hadits itu.
Yang terpenting, tambah Mahmud
Suyuti, peningkatan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad dilakukan dengan
mengikuti ibadah. Tapi jangan ditambah karena akan menjadi bid’dah. Misalnya,
shalat dhuhur yang 4 rakaat dijadikan 5 rakaat.
Kita harus meneladani apa yang
dilakukan Nabi yang sudah tertuang di dalam hadits, kuncinya.(hms)
0 komentar: