Bantaeng, 26/02 – 2014 – Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) mengajak Perbankan nasional mengantisipasi perkembangan di Kabupaten Bantaeng.
Segera lakukan langkah antisipasi
melalui investasi, baik membuka cabang atau cara lainnya agar tidak ketinggalan
dalam perkembangan yang melaju di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan
Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulsel ini.
Ketua BMPD Sulsel yang juga Pemimpin
Bank Indonesia Wilayah Sulampua, Suhaedi mengatakan hal itu pada pertemuan
silaturahim dengan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan
Bupati Bantaeng, Rabu (26/2).
Pertemuan yang berangsung akrab dan
dilanjutkan acara makan durian di kebun milik Bupati tersebut dihadiri Wakil
Ketua Ellong Tjandra (Dirut Bank Sulselbar), Mucharam (Pimwil BNI), Achmad
Chumaidi (Pimwil BRI), Purnomo (Pimwil Bank Mandiri), Andrew Wongjaya (Pimwil
Bank Danamon), dan para pimpinan perbankan lainnya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri
unsur Muspida serta pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan petinggi
lainnya.
Menurut Suhaedi, pertumbuhan yang
terjadi di Bantaeng membuka peluang baru sebab pertumbuhan itu sendiri didanai
Perbankan. Pertumbuhan suatu daerah, terang Pimwil BI Sulmapua itu, juga bisa
dilihat dari perkembangan dana yang tersimpan pada Perbankan.
Karena itulah, melihat pertumbuhan
ekonomi daerah berjuluk Butta Toa dan rencana ke depannya, maka Perbankan harus
cepat mengantisipasinya. ‘’Jangan sampai ketinggalan, terutama dengan masuknya
sejumlah industry ke daerah ini,’’ ujarnya.
Industri pengolahan nikel (smelter)
yang masuk ke bantaeng tentu akan membawa dampak ekonomi yang besar, termasuk
kebutuhan dana masyarakat yang butuh pembiayaan, tambahnya.
Kebutuhan-kebutuhan sebagai dampak
dari industry tersebut merupakan peluang Perbankan dalam mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
‘’Kita harus bisa melakukan langkah
smart seperti yang sudah dilakukan Bupati Bantaeng dalam mengembangkan wilayah
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,’’ jelas Suhaedi lagi seraya
berharap jajarannya berperan menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi baru di bagian selatan Sulsel.
Ini kesempatan yang baik. Dan bila
Bantaeng maju tentu juga akan berpengaruh terhadap daerah sekitarnya.
Sebelumnya, Bupati Bantaeng HM
Nurdin Abdullah menguraikan berbagai program yang dilakukan untuk mengubah
Bantaeng yang sebelumnya menjadi langganan banjir dan kumuh menjadi Bantaeng
seperti sekarang.
Karena itu, Nurdin menyambut baik
kedatangan para pengelola keuangan ke wilayah kerjanya. ‘’Selama ini kami
membangun dengan semangat dan inovasi untuk mengoptimalkan pembangunan
infrastruktur agar berdaya tarik,’’ tuturnya.
Semangatnya dari kondisi wilayah
yang pernah menjadi pusat pemerintahan (afdeling). Dari situ, Bantaeng dibelah
menjadi 3 klaster mulai dari pesisir hingga dataran tinggi.
Masalah banjir tahunan juga berhasil
dibenahi dengan membangun cekdam serbaguna. Di bidang pertanian yang pernah
disulitkan dengan pupuk langka juga berhasil dibenahi.
Setelah itu, Bantaeng mengembangkan
benih melalui penangkaran sendiri karena benih dari pemerintah ternyata tidak
berkualitas. ‘’Kita juga mengembangkan tanaman talas untuk menjawab permintaan
pasar ekspor yang begitu besar,’’ ujarnya.
Sedang untuk membuka wilayah
produksi, seluruh jalan di aspal untuk memudahkan transportasi. Kini,
untuk menunjang sektor agrowisata di kawasan pegunungan, Pemda melakukan
pelebaran jalan sepanjang 18 kilometer.
Khusus untuk menjawab kebutuhan
tenaga siap kerja mengantisipasi industry Smelter, Pemerintah melalui
Kementerian Tenaga Kerja membangun Balai Latihan Kerja (BLK).
Hingga kini, sudah 8 industri yang
menyatakan siap menanam modal. Ini berkat kemudahan perizinan yang diberikan
Pemda. Perizinan tersebut, selain mudah juga gratis, tandasnya.(hms)
0 komentar: