Bantaeng, 29/05 – 2014 – Abdul Gafar, tenaga harian lepas/tenaga bantu penyuluh
pertanian (THL TBPP) dari Kota Makassar terpilih menjadi Ketua organisasi
tersebut periode 2014-2016.
Ia terpilih dalam Musyawarah Daerah
(Musda) III Forum Komunikasi Nasional THL/TBPP yang berlangsung selama dua hari
(Rabu/Kamis) di Kabupaten Bantaeng.
Abdul Gafar menyisihkan dua
pesaingnya masing-masing H Amri dari Kabupaten Takalar dan Irfan dari Kabupaten
Bantaeng. Musda IV diputuskan di Kabupaten Gowa 2 tahun ke depan.
Usai Musda yang dibuka Wakil Bupati
Bantaeng H Muhammad Yasin, Rabu (28/5) peserta melanjutkan penanaman pohon di
sekitar kawasan sport center Bantaeng dipimpin Kepala Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan Bantaeng Ir Ritha Pasha dan SKPD lainnya.
Sebelumnya, peserta Musda yang
berjumlah 400 orang lebih itu diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di
Tribun Pantai Seruni.
Bupati berharap, forum THL/TBPP tak
hanya mempererat tali silaturahim, tetapi lembaga ini sebaiknya berkiprah untuk
kepentingan lebih besar yakni pengembangan pertanian dan peternakan di Sulsel.
Nurdin Abdullah member gambaran
kondisi pertanian 5 tahun silam yang produksinya kurang menggembirakan. Bahkan
kerap terserang hama dan tungro sebagai akibat penggunaan varietas yang
berulang.
Kini, sudah banyak inovasi yang
diiringi pengembangan infrastruktur ke sentra-sentra produksi. Hasilnya,
Bantaeng kini bertekad menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.
Itu karena petani Bantaeng sudah
mandiri benih. Petani sudah mampu memenuhi kebutuhan benihnya melalui
penangkaran ditunjang laboratorium kultur jaringan, jelasnya.
Karena itu, Bupati Bantaeng berharap
kepada para THL/TBPP agar menjadi tumpuan kedaulatan pangan. ‘’Bila semua
bekerja sesuai keterampilan yang dimiliki, pangan di Indonesia akan berdaulat.
Kita tidak perlu lagi impor,’’ tambahnya.
Sayangnya, sambung Nurdin Abdullah
lagi, tenaga penyuluh sering dipandang sebelah mata. Seharusnya, tenaga inilah
yang harus banyak melihat perkembangan pertanian di luar negeri agar bisa
menularkan kepada petani, tandasnya lagi.
Bupati kemudian memeberi gambaran
petani di Amerika Serikat yang jumlahnya terbatas namun mampu memenuhi
kebutuhan dunia. ‘’Mereka bisa ekspor jagung dan kedelai padahal musimnya juga
terbatas, sementara kita di Indonesia ditunjang iklim tropis,’’ ujarnya.
Sebagai negera agraris kita malu
mengimpor pangan. Karena itu, penyuluh harus mengasah diri mengembalikan dan
membalik agar Indonesia menjadi Negara pengekspor pangan dunia, pintanya.(hms)
0 komentar: