EARTHSTONE Group bangun pembangkit listrik 300 MW
Bantaeng, 27/5 – 2013 – Untuk menunjang pembangunan industri pengolahan bijih
besi (mangan), pengolahan bijih nikel (smelter), dan sejumlah industri
turunannya, perusahaan tambang Inggris PT Earthstone Resources (Earthstone
Group) akan membangun pembangkit listrik berkapasitas 2 X 150 Mega Watt atau
300 MW.
Daya listrik bertenaga batu bara
sebesar itu diharapkan rampung bersamaan pembangunan industri pengolahan yang
akan dipancang di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), kata Chief Operating
Officer Earthstone Group Mr Ravindranath Ratho di Bantaeng, Senin (27/5).
Ravindranath Ratho bersama Project
Director Ms Serena Salameh, Mr Narayanasamy R, Mr Sridharsugutur, Veerachari,
Hemankur, Upadhyaya, Yusup Probo, Joshina Kapoor, Cholagangadev Nayak dan
Taufik Fachruddin diterima Bupati HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan Bupati
Bantaeng.
Bupati dalam penerimaan pemodal dari
negeri Pangeran Charles itu didampingi Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Pertambangan dan Energi H Abd Gani. Selain melaporkan keinginan membangun
pembangkit, petinggi perusahaan tambang terkemuka London itu juga mengemukakan
keinginannya untuk menambah luas lahan sebanyak 100 Ha.
Selama ini, industri pengolahan
bijih besi (mangan) tersebut hanya membebaskan 50 Ha, namun melihat kondisi
perusahaan yang juga akan mengolah sejumlah turunan dari bijih besi seperti
peleburan bijih besi tersebut, maka industri ini masih membutuhkan sekitar 100
Ha.
Menjawab pertanyaan, Ravindranath
Ratho mengatakan, pembangunan industri penolahan bijih besi segera dimulai dan
sekitar pertengahan pembangunan industri tersebut akan dibangun pembangkit
listrik.
Pembangkit berkapasitas 2 X 15 MW
tersebut diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan, dan
bila masih ada lebihnya kemungkinkan akan dikomersialkan sebab posisi industri
berada di KIBA.
Tentang besaran investasi terhadap
pembangunan pembangkit listrik tersebut, ia belum berani mengungkap. ‘’Yang
jelas industri pengolahan bijih besi akan menghabiskan investasi senilai Rp 1
triliun.
Menurut catatan Disperindagtamben,
selain industri mangan, sejumlah industri pengolahan bijih nikel (smelter) juga
segera dibangun di KIBA. Salah satu industry yang sudah melakukan kegiatan
pembangunan adalah PT Macrolink International Mineral.
Perusahaan China tersebut akan
mengolah nikel (smelter) yang akan didatangkan dari Sulawesi Tenggara (Sultra)
dengan total investasi Rp 4 triliun.
0 komentar: